Page 18 - Wahidin Sudirohoesodo, Sang Dokter Bangsa_Yayan Rika Harari.pdf
P. 18

Untuk persiapan masuk ELS, Frits Kohle mendidik


             Wahidin lebih dahulu di rumahnya. Dia khawatir


             Wahidin tidak bisa diterima di ELS jika tanpa dibekali


             pengetahuan tambahan lebih dulu. Tanpa peran Frits


             Kohle, Wahidin mungkin tidak bisa masuk ELS karena


             ELS adalah sekolah khusus bagi anak-anak Eropa.


             Kalaupun ada anak bumiputra di sana, mereka adalah


             anak-anak priayi tinggi, sedangkan keluarga Wahidin


             termasuk priayi rendah.






             Belajar di Sekolah Dasar Eropa

                   Di ELS Wahidin diakui sebagai anak yang pandai.


             Padahal, banyak orang Eropa di ELS mengira bahwa


             anak-anak bumiputra itu pastilah bodoh. Anak-anak itu


             sering diejek jika tidak bisa menjawab pertanyaan di


             kelas. Mereka dicibir, “Kamu  inlander (pribumi) bodoh,



             tempatmu bukan di sini, tetapi di kampung sana.”


                   Bukan hanya karena masalah pelajaran saja anak


             bumiputra sering direndahkan, melainkan juga cara


             berpakaian mereka pun sering  dijadikan bahan ejekan.


             Mereka diejek karena saat di sekolah memakai surjan,


             kain bawahan, ikat kepala, dan bertelanjang kaki.



                                                            8
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23