Page 48 - Malut_Misteri Pulau Imam_Risnawati Djauhar.pdf
P. 48

Khairul menyaksikan hal tersebut. Ia kembali mengingat


                 cerita Syekh Imam dulu dan ia mengucap syukur untuk bisa



                 terus belajar lebih baik daripada sekarang.


                        “Seandainya engkau ada di sini, Syekh ...,” gumam


                 Khairul.


                        Pada siang hari, para ibu bersiap-siap memasak untuk


                 pembacaan doa sepuluh hari kepergian Imam.



                        “Ibu Mina, malam nanti adalah tahlilan untuk Imam.


                 Rencananya, saya mau bikin kue lapis Tidore. Ibu Lili juga


                 mau masak kue lalampa yang terbuat dari nasi ketan dan


                 ikan.Bagaimana dengan Ibu Mina?” tanya Ibu Julaiha.



                        “Kebetulan ada pisang yang sudah masak, saya


                 rencananya mau bikin kue nagasari,” jawab Ibu Mina.


                        Begitulah warga bekerja sama untuk tahlilan yang


                 mendoakan Imam. Mereka selalu bergotong royong dalam



                 menyiapkan pembacaan doa bagi setiap warga, terutama


                 untuk Imam yang selalu memimpin mereka dalam beribadah.






                                                          ***









                                                           36
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53