Page 50 - Malut_Misteri Pulau Imam_Risnawati Djauhar.pdf
P. 50

“Itu hanya kebetulan. Jika sakit silahkan ke dokter saja,


                 bukan ke kuburan.”



                        Ibu itu tidak peduli dengan perkataan Pak Saleh.


                 Ia kembali melanjutkan perjalanannya ke kuburan. Ia


                 mengambil kayu dan menancapkannya di dekat kuburan.


                 Kemudian, ia mengikat kain putih yang dipercaya sebagai


                 niat suci. Ia juga meletakkan uang tanda membeli kesehatan.



                        Pak Kepala Desa pun hanya menggeleng-gelengkan


                 kepala dan menyebut masyarakat ini seperti kembali ke


                 zaman kebodohan.


                        Sementara itu, di pinggiran pantai terlihat Faisal dan



                 kawan-kawannya tengah bersiap-siap untuk kembali ke


                 rumah masing-masing. Dalam perjalanan mereka ke rumah,


                 mereka bertemu dua orang peneliti yang baru saja tiba


                 dengan kapal laut.



                        “Adik-Adik, boleh kami bertanya?” tanya kedua pemuda


                 tersebut.


                        “Iya, Pak. Ada yang bisa dibantu?” jawab Khairul.













                                                           38
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55