Page 128 - 100 Cerita Rakyat Nusantara
P. 128

Raja lalu mempersilakan para putrinya untuk menjawab
           lamaran itu.
               Ternyata, tak ada yang mau. Tiba-tiba, putri bungsu
           menjawab. “Pulanglah. Katakan pada putramu untuk datang
           sendiri melamarku.”

               Raja amat terkejut. Namun, Raja bisa mengerti alasan
           putrinya. Bujang Katak memang terkenal sebagai pria yang baik.
               Keesokan harinya, Bujang Katak pergi ke istana untuk

           melamar putri bungsu. Raja lalu memberinya satu syarat.
               Bujang Katak harus membangun jembatan emas untuk
           menghubungkan istana dengan desa Bujang Katak.
               Bujang Katak kembali ke rumahnya. Dia menceritakan
           permintaan Raja kepada ibunya.

               ”Tapi, Anakku... kita ini hanya orang miskin. Mana bisa kita
           membeli emas untuk membangun jembatan itu?” tanya ibunya
           khawatir.

                    Namun Bujang Katak yakin, dengan pertolongan Tuhan,
                         dia mampu melakukannya.
                                     Malam itu, Bujang Katak terus berdoa dan
                                          berdoa.























                                                                                       125
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133