Page 46 - 100 Cerita Rakyat Nusantara
P. 46

Istri Malin berusaha menengahi keadaan. ”Wahai Ibu,
             apakah Ibu bisa membuktikan bahwa Malin benar-benar anak
             Ibu?” tanyanya dengan santun.
                 Ibu Malin lalu berkata bahwa ada bekas luka di tangan

             Malin. Itu adalah luka yang didapat Malin saat kecil gara-
             gara dipatuk ayam milik tetangganya.
                 Istri Malin teringat, memang ada bekas luka di tangan
             suaminya.

                 ”Suamiku, mengapa kau mengingkari ibumu sendiri?”
             tanyanya dengan sedih.
                 Malin tak peduli. Dia tetap tak mengakui ibunya dan
             mengajak istrinya untuk meninggalkan tempat itu.

                 Ibu Malin terus meratap, dan tepat pada saat itu, hujan
             turun deras sekali.
                 Petir menggelegar dan angin bertiup kencang.
                 Tiba-tiba, duarrr... petir menyambar tepat di kaki Malin.

             Kaki Malin mendadak kaku dan keras seperti batu.
                 Malin amat ketakutan. Dia sadar bahwa dia telah berdosa
             pada ibunya.
                 ”Ibu, ampuni aku. Tolong selamatkan aku,” teriaknya.

                 Ibu Malin berusaha menolong, tetapi terlambat.
             Tubuh Malin mengeras menjadi batu.
                 Konon, batu yang
             menyerupai bentuk Malin

             Kundang masih dapat
             ditemui di sebuah pantai
             bernama Aia Manih, di
             sebelah selatan Kota

             Padang, Sumatera
             Barat.
                                                                                        43
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51