Page 18 - Tugas minggu 14 e-modul LKS - Sara Khezia Sibarani
P. 18

permintaan ini diterima, kreditur bersedia memberikan tenggang waktu. Tambahan tersebut

               bisa mencapai tiga bahkan empat kali lipat.

                       Objek  riba  tidak  hanya  uang,  tetapi  bisa  juga  berupa  hewan  ternak.  Ath  –  Thabari

               menuturkan bahwa riba pada masa jahiliah yang berlaku untuk ternak adalah dengan melipat
               gandakan umur hewan ternak. Jika unta yang dipinjam berumur satu tahun, pada tahun kedua,

               jika tidak sanggup membayar utang, unta yang harus dibayar menjadi berumur dua tahun (bintu

               labun).

                       Berdasarkan riwayat –riwayat tentang praktik riba tersebut, dapat dicatat beberapa hal.

               Riba berkaitan dengan ketidaksanggupan peminjam mengembalikan untungnya pada waktu
               yang  telah  disepakati.  Kemudian,  muncul  kesepakatan  berikutnya  berua  penundaan

               pembayaran  utang dengan catatan, peminjam memberikan tambahan atas  jumlah pinjaman

               ketika pelunasan. Kespakatan ini disebabkan keadaan memaksa.

                       Utang  pada  umumnya  dilakukan  oleh  orang  –  orang  berharta  pada  bank  untuk

               mengembangkan usaha mereka, sedangkan orang miskin nyaris tidak berhubungan dengan
               bank karena untuk mendapatkan kredit dari bank diperlukan jaminan, sedangkan mereka tidak

               memiliki sesuatu yang dijadikan jaminan. Kasus ini khususnya terjadi di Indonesi. Pada masa
               jahiliah tidak ada lembaga keuangan yang menyalurkan jasa dengan cara kredit, seperti yang

               dilaksanakan  oleh  perbankkan  sehingga  orang  yang  memerluakn  dana  hanya  berhubungan

               dengan perseorangan, sedangkan sekarang pinjaman tidak hanya dilakukan oleh perseorangan,
               tetapi  juga  lembaga.  Karena  jasanya  besar,  bank  sebagai  lembaga  penyalur  dana  saat  ini

               menjadi aktor utama penggerak roda ekonomi suatu bangsa

                       1.3 Prinsip-prinsip riba




               Prinsip untuk menentukan adanya riba di dalam transaksi kridit atau barter yang diambil dari
               sabda Rasulullah saw.


                   1)  Penukaran barang yang sama jenis dan nilainya, tetapi berbeda jumlahnya, baik secara
                       kridit  maupun  tunai,  mengandung  unsure  riba,  contoh,  adanya  unsur  riba  di  dalam

                       pertukaran satu ons emas dengan setengah ons emas.

                   2)  Pertukaran barang yang sama jenis jumlahnya, tetap berbeda nilai atau harganya dan
                       dilakukan  secara  kridit,  mengandung  unsure  riba.  Pertukaran  semacam  itu  akan

                       terbebas dari unsur riba apabila dijalankan dari tangan ke tangan secara tunai.
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23