Page 69 - Tugas minggu 14 e-modul LKS - Sara Khezia Sibarani
P. 69
Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah.
Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang asing
dengan izin bank Indonesia.
Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk
asuransi syariah.
Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk
menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiyaan Rakyat Syari’ah.
Melakukan usaha lain diluar kegiatanusaha yang telah diatur dalam Undang-
Undang.
Perbedaan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) dengan Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) adalah sebagai berikut:
Akad dan aspek legalitas dalam BPRS akad yang dilakukan memiliki konsekuensi
duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum islam.
Seiring, nasabah berani melanggar kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan
bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif.
Adanya dewan pengawas Syari’ah dalam struktur organisasinya yang bertujuan
mengawasi praktik oprasional BPRS agar tidak menyimpang dari prinsip syari’at.
Penyelesaian sengketa yang terjadi dapat diselesaikan melalui Badan Arbitrase
Syari’ah maupun pengadilan agama.
Bisnis dan usaha yang dibiayai tidak boleh bisnis yang haram, subhat ataupun dapat
menimbulkan kemudharatan bagi pihak lain.
Praktik oprasional BPRS, baik untuk penghimpunan maupun penyaluran
pembiayaan, menggunakan system bagi hasil dan tidak boleh menerapkan sistem
bunga.
4. Kegiatan usaha BPRS vs BPR
Kegiatan Usaha BPRS :
Secara umum menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah kegiatan
usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) meliputi sebagai berikut:
1) Kegiatan penghimpun dana masyarakat, penghimpunan dana tersebut dalam
bentuk: