Page 20 - MONITORING ISU 28 Mar - 3 April 2022
P. 20
Isu 4
Beres-beres Proyek
Kereta Cepat
Kronologis 1
(24/2) - Jaksa Agung Sinitiar Burhanuddin mengungkapkan modus
kasus korupsi yang terjadi di PT Garuda Indonesia pada tahun
2011-2021. Ia menjelaskan, sejak tahun 2011-2013, PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk telah melakukan pengadaan pesawat udara dari berbagai
jenis tipe pesawat. Berdasarkan pendalaman tim penyidik ditemukan
ada penyimapangan dalam proses pengadaan tersebut.
Menurutnya, penyimpangan diduga terjadi karena pihak Garuda tidak
melakukan kajian feasibility study, businness plan rencana pengadaan
pesawat, termasuk memuat analisis pasar rencana jaringan
penerbangan, dan analisis kebutuhan pesawat. Selain itu, proyeksi
keuangan dan analisis risiko juga tidak disusun atau tidak dibuat secara
memadai berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan barang jasa, yaitu
efektif, efisien, kompetitif, transparan, adil, wajar, serta akuntabel.
Kedua, proses pelelangan dalam pengadaan pesawat swap CRJ 1.000
maupun pesawat turbo ATR 72-600 mengarah untuk memenangkan
pihak penyedia barang jasa tertentu yaitu Bombardier dan ATR.
Selain itu, Burhanuddin mengatakan ada indikasi suap menyuap dalam
proses pengadaan pesawat. Menurutnya, akibat dari pengadaan
pesawat tersebut telah terjadi penyimpangan dan mengakibatkan PT
Garuda Indonesia Tbk mengalami kerugian dalam mengoperasionalkan
pesawat CRJ 1.000 dan ATR 72-600. Kemudian, perusahaan juga diduga
menguntungkan dua pihak lessor dari Perancis dan Irlandia yang
memberikan pembiayaan pengadaan pesawat tersebut.
(10/3) - Kapuspenkum Kejagung RI, Ketut Sumedana mengatakan
Kejagung saat ini tengah menunggu hasil perhitungan kerugian negara
yang dilakukan oleh BPKP, dalam kasus dugaan korupsi PT Garuda
Indonesia proyek pengadaan pesawat jenis ATR 72. Saat ini terkait
kerugian negara masih dilakukan pendalam masih dilakukan konsultasi
dari teman-teman tim investigasi dari BPKP.