Page 6 - Prosiding FGD TL Indeks Reputasi
P. 6

4

        RINGKASAN EKSEKUTIF



           Presiden RI Joko Widodo dalam berbagai kesempatan
           menekankan  bahwa  seluruh  bagian  dari  Pemerintah

           harus menyosialisasikan pesan positif dan prestasi kepada
           publik agar terbangun reputasi pemerintah, membangun
           trust masyarakat terhadap pemerintah. Kepercayaan
           masyarakat merupakan pilar utama dari perwujudan
           legitimasi dan demokrasi suatu pemerintahan. Dengan

           kepercayaan      masyarakat,     pemerintah      memiliki
           kemampuan untuk menjalankan pemerintahan dan
           mengatur masyarakatnya tanpa paksaan, sehingga dapat

           mewujudkan stabilitas dan kesejahteraan masyarakat.

           Meningkatkan kepercayaan masyarakat dapat dilakukan melalui pendekatan akuntabilitas sosial,
           dimana menempatkan hubungan yang jelas antara pihak yang menerima mandat (account-giving

           actor) dan pihak yang memberikan mandat (account-holder forums), termasuk pola hubungan
           diantara keduanya. Implementasi atas mandat yang diberikan merupakan hal yang fundamental.
           Oleh karena itu, pengelolaan reputasi menjadi penting karena memberikan ruang bagi pemerintah
           menyampaikan apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan, serta memberikan ruang bagi

           masyarakat memberikan penilaian berdasarkan informasi yang diperoleh, termasuk memberikan
           masukan dan kritikan.


           Sekretaris Utama BPKP Ernadhi Sudarmanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa BPKP
           harus menjalankan tugas sesuai regulasi secara bertahap, terencana, dan berkesinambungan.
           Seluruh proses ini dijalankan oleh BPKP dengan berakuntabilitas. Pelaksanaan tugas BPKP harus
           tergambar dan terkelola dengan jelas dalam konteks identitas dan citra secara berimbang agar

           terbentuk reputasi. Artinya, tugas dilaksanakan dengan baik dan diinformasikan juga dengan
           baik. Pengelolaan reputasi harus dapat diukur dan dievaluasi untuk melihat posisi reputasi
           BPKP dan memantau pergerakan penilaian publik secara berkelanjutan dan terstruktur melalui
           tools pengukuran yang berdasar pada regulasi, keilmuan, dan praktik terbaik. BPKP telah

           mengembangkan  tools untuk mengukur reputasi BPKP dan strategi pengelolaan hubungan
           dengan publik BPKP. Dukungan dan masukan-masukan dari expert, praktisi dan akademisi dalam
           FGD ini menjadi bagian dari continuous improvement atas desain yang telah dibangun.


           Sepanjang tahun 2021, seluruh unit kerja di lingkungan BPKP secara sinergis telah melaksanakan
           pengelolaan hubungan dengan publik BPKP, sebagai bagian dari pengelolaan Reputasi BPKP.
           Untuk mengukur capaian kinerja pengelolaan reputasi BPKP seperti yang diatur di dalam

           Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-310/K/SU/2021 tentang Satuan Tugas Pengelolaan Reputasi
           BPKP, Biro Hukum dan Komunikasi telah menyelenggarakan survei pengukuran reputasi BPKP
           tahun 2021, untuk mengevaluasi sejauh apa pengelolaan reputasi yang dilakukan, tentu dibutuhkan
           pengukuran yang dapat menggambarkan persepsi publik terhadap BPKP dan menentukan posisi
           BPKP pada peta reputasi. Empat variabel yang diukur yang diukur dalam survei yaitu kinerja,
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11