Page 43 - TEORI DAN PRAKTIK BK KELOMPOK
P. 43

282) tujuan konseling kelompok adalah memenuhi kebutuhan dan menyediakan
                        pengalaman  nilai  bagi  setiap  anggotanya  secara  individu  yang  menjadi  bagian

                        kelompok tersebut.
                             Sukardi (2008: 62) mengemukakan bahwa konseling kelompok yaitu layanan

                        bimbingan  dan  konseling  yang  memungkinkan  peserta  didik  memperoleh

                        kesempatan untuk pembahasan dan pengetasan permasalahan yang dialami melalui
                        dinamika  kelompok.  Terfokus  pada  pembahasan  masalah  pribadi  disalah  satu

                        anggota  kelompok  secara  bergantian.  Melalui  layanan  kelompok  yang  intensif
                        dalam upaya pencegahan masalah tersebut peran anggota kelompok memperoleh

                        dua  tujuan  sekaligus  yaitu,  terkembangkannya  perasaan,  pikiran,  persepsi,

                        wawasan, dan sikap terarah pada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi atau
                        berkomunikasi.  Lalu  terpecahkannya  masalah  individu  yang  bersangkutan  dan

                        diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagian anggota kelompok yang
                        lain.  Tujuan  umum  dari  layanan  konseling  kelompok  dapat  ditemukan  dalam

                        sejumlah literatur profesional yang mengupas tentang tujuan konseling kelompok,

                        sebagaimana ditulis oleh Ohlsen dkk (Astuti, 2016: 5) sebagai berikut:
                         1.  Anggota kelompok diharapkan dapat menemukan jati dirinya sendirinya, bisa

                             memahami dirinya sendiri dengan lebih baik sehingga dirinya bias menerima
                             dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif yang ada pada

                             dirinya sendiri.
                         2.  Antara anggota yang satu dengan yang lain dapat memberikan respon yang

                             positif dan saling membantu dan melengkapi kekurangan yang ada dalam

                             menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas pada setiap fase-fase
                             perkembangannya.

                         3.  Konseli menjadi memiliki kemampuan untuk memanejemen dirinya sendiri
                             sehingga  bisa  mengarahkan  hidupnya  menjadi  lebih  baik  dalam  menjalin

                             hubungan antar pribadi.

                         4.  Para  konseli  menjadi  lebih  peka terhadap  kebutuhan  orang lain  dan  lebih
                             mampu menghayati/ memahami perasaan orang lain. Ketika memiliki pribadi

                             yang peka maka akan membuat konseli menjadi lebih bias memahami diri
                             sendiri dan orang lain.








                                                              39
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48