Page 42 - TEORI DAN PRAKTIK BK KELOMPOK
P. 42
Dalam konseling kelompok diikuti oleh beberapa orang, proses konseling
tersebut memanfaatkan dinamika kelompok yang ada serta memanfaatkan proses
umpan balik yang terjadi antar sesama anggota kelompok. Suasana kelompok yang
terjadi merupakan hubungan yang hangat, terbuka, permisif dan penuh keakraban.
Hal ini merupakan upaya individu untuk membantu individu dalam mengatasi
masalah yang dihadapinya secara bersama-sama agar dapat menjalani
perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat memberikan kemudahan
dalam pertumbuhan dan perkembangan individu.
C. TUJUAN KONSELING KELOMPOK
Umumnya konseling kelompok ditujukan untuk membantu perkembangnya
kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi sesama peserta
keompok. Melalui layanan konseling hal-hal yang mengganggu atau menghimpit
perasaan dapat diungkapkan, dilonggarkan, diringankan melalui berbagai cara, dan
juga bermaksud mengentaskan masalah konseli dengan memanfaatkan dinamika
kelompok. Tujuan khusus, konseling kelompok terfokus pada pembahasan masalah
pribadi individu kegiatan layanan. Melalui kelompok yang intensif dalam upaya
pemecahan masalah tersebut peserta memperoleh dua tujuan sekaligus, yaitu
berkembangnya perasaan, pikiran, presepsi wawasan dan sikap terarah kepada
tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi/komunikasi. Konseling kelompok
pada dasarnya dibedakan menjadi dua tujuan, yaitu tujuan teoretis dan tujuan
operasional. Tujuan teoretis berkaitan dengan tujuan yang secara umum dicapai
melalui proses konseling, sedangkan tujuan operasional disesuaikan dengan
harapan klien dan masalah yang dihadapi klien. Rachman (Smith, 2011: 23), upaya
mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam
mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib
berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.
Dewa Ketut Sukardi (2008: 68) tujuan konseling kelompok meliputi: (1)
Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak (2) Melatih
anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya (3) Dapat
mengembangkat bakat dan minat masing-masing anggota kelompok (4)
Mengentaskan permasalahan-permasaahan kelompok. Gibson & Mitchell (2011:
38