Page 14 - Bahan Ajar Informatika Kelas 7 Semester Genap TA 2024-2025
P. 14

sebuah  postingan  merupakan  berita  bohong.  Ketika  postingan  berita  hoaks  ditandai,
                   Facebook akan melakukan berbagai tindakan berikut terhadap postingan tersebut.
                   ▪    Mengidentifikasi hoaks dengan cara yang lebih baik melalui bantuan pengguna,
                        komunitas, dan pihak-pihak lain.
                   ▪    Membuat aturan yang sulit kepada orang-orang yang diketahui memposting hoaks
                        untuk memasang iklan di Facebook
                   ▪    Menerapkan teknologi machine learning untuk membantu tim Facebook mendeteksi
                        pelanggaran terhadap aturan dan kebijakan Facebook.
                   ▪    Memperbarui cara deteksi akun-akun palsu di Facebook sehingga semakin sulit untuk
                        melakukan spam dan penyebaran hoaks.
                        Selain menandai sebuah postingan sebagai hoaks, kita juga dapat menandai sebuah
                   postingan  sebagai  postingan  terlarang  lainnya,  seperti:  terkait  pornografi,  kekerasan,
                   ujaran kebencian, teroris, dan sebagainya.
                        Untuk  mencegah  dan  mengurangi  penyebaran  hoaks  melalui  internet,  pemerintah
                   telah  mengeluarkan  aturan  undang-undang  mengenai  penyebaran  berita  bohong  dan
                   sanksi yang akan dikenakan. Hal ini diatur dalam Undang-undang nomor 11 tahun 2008
                   tentang Informasi dan Transaksi Elektronik pasal 28. Undang-udang nomor 11 tahun 2008
                   tentang  ITE  tersebut  kemudian  disempurnakan  melalui  Undang-Undang  Republik
                   Indonesia  Nomor  19  Tahun  2016  Tentang  Perubahan  Atas  Undang-Undang  Nomor  11
                   Tahun  2008  Tentang  Informasi  dan  Transaksi  Elektronik  Pasal  45A  Mengacu  pada
                   peraturan  perundang-undangan  tersebut,  seorang  pelaku  penyebaran  hoaks  dapat
                   dikenakan sanksi penjara maksimal 6 tahun dan denda maksimal Rp 1.000.000.000,00.
                   Sanksi  tersebut  tidak  hanya  diberikan  kepada  pelaku  yang  memproduksi  hoaks  dan
                   mempostingnya  di  media  sosial,  tetapi  dapat  juga  dikenakan  kepada  orang  yang  turut
                   menyebarkan.
                        Mengingat dampak yang dapat ditimbulkan oleh berita hoaks dan sanksi pidana yang
                   dapat  dikenakan  kepada  orang-orang  yang  turut  menyebarkannya,  sebagai  pengguna
                   internet dan media sosial, kita harus bijak ketika menyebarkan berita.
                        Berikut  ini  ada  beberapa  hal  yang  dapat  dijadikan  acuan  untuk  memeriksa  apakah
                   suatu  berita  merupakan  hoaks  atau  bukan  dan  tindakan  yang  dapat  dilakukan  untuk
                   menghentikan penyebarannya.
                   ▪    Judul yang Provokatif
                        Berita  hoaks  seringkali  menggunakan
                        judul-judul  yang  provokatif,  terutama
                        hoaks  yang  mengandung  kepentingan
                        politik.  Judul-judul  tersebut  akan
                        disertai  dengan  kalimat-kalimat  untuk
                        membenci  dan  mengambil  tindakan
                        atau  ajakan  untuk  melakukan  hal
                        tertentu.  Judul  provokatif  biasanya
                        disertai    dengan     narasi     yang
                        menggambarkan  adanya  tokoh  atau
                        kelompok  yang  melakukan  kekerasan,      Gambar 2.  4 clickbait adalah salah satu strategi
                        penindasan,  kezaliman,  penganiayaan,              untuk menarik perhatian
                        rencana  jahat  terhadap  kaum  tertentu
                        sehingga merasa teraniaya, kemudian mengajak kaum yang merasa teraniaya tersebut
                        melakukan tindakan atau pembalasan.
                   ▪    Memeriksa Narasumber
                        Berita hoaks seringkali mengutip narasumber tertentu untuk menguatkan berita yang
                        disampaikan.  Kadang-kadang,  narasi  berita  hoaks  dilengkapi  dengan  menurut  ahli
                        Prof. Dr. A dari institusi A. yang sebenarnya seorang ahli hasil rekayasa dari pembuat
                        hoaks. Namun, secara logika menimbulkan kerancuan, bagaimana mungkin seorang
                        narasumber terpercaya memberikan pernyataan yang janggal dan tidak umum. Untuk
                        melakukan pengecekan, maka kita dapat melakukan pencarian dengan menggunakan
                        nama ahli dan institusi yang digunakan. Jika memang benar-benar seorang ahli, maka
                        nama  tersebut  pasti  akan  mudah  ditemukan  dan  dapat  dipelajari  latar  belakang
                        pendidikan, pengalaman, serta pernyataan- pernyataan yang pernah dikeluarkan.


            14                                                             Informatika Kelas VII Semester 2
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19