Page 101 - GARIS WAKTU
P. 101
jiwa menyatu. Senyum itu, aku rela mati untuk setiap
pertunjukannya.
Mungkin, jika saat itu tiba, aku akan lebih dulu
beruban. Mungkin tenagaku takkan sekuat pertama
kali kita bertemu. Mungkin aku akan mendahuluimu
pergi menghadap ke sisi-Nya. Tapi, ketahuilah... selama
napasku berembus, takkan kubiarkan apa pun melukaimu.
Maka dari itu, temani langkahku dalam perjalanan
menuju kedewasaan. Tegapkan aku bila aku jatuh.
Rundukkan aku saat terlampau angkuh. Karena tatkala
jiwaku rapuh, kaulah yang mampu membuatku kembali
utuh. Jadikan aku bagian hidupmu. Libatkan aku dalam
sepak terjangmu. Percayalah, kau selalu ada di degup
jantungku.
Walau mesti aku tertatih, walau mesti aku merangkak,
walau mesti menukar nyawa, akan kulakukan agar kau
selamat. Jangan lagi tangismu tumpah. Sendiri, kau tiada
pernah. Bergengam tangan, berangan-angan, lewati hari
merangkai masa depan. Lalui senang dan susah, tak akan
aku menyerah. Ceriamu juga ceriaku. Laramu juga laraku.
Sehatmu juga sehatku. Sakitmu juga sakitku.
Hingga nanti ragaku tiba di ujung usia, perasaan
untukmu tak akan pernah berubah. Tak perlu kau pikir
96

