Page 104 - GARIS WAKTU
P. 104
A pakah Hidupku
Sudah Cukup Berarti?
D esember, tahun kedua
Beberapa hari terakhir, aku sering merenungkan
kematian. Kematian tidak pernah membuatku takut.
Namun jujur saja, memikirkan tentang “bagaimana aku
mati” membuat bulu kudukku meremang. Bagaimana
caraku meninggal kelak? Menghirup gas di gunung
layaknya Soe Hok gie? Memuntahkan peluru ke kepala
sendiri semacam Kurt Cobain? Diracun di udara seperti
Munir?
Entah bagaimana cara matiku kelak, yang pasti hidup
(di dunia) ini cuma satu kali. Itu berarti, kita cuma akan
mengalami satu kali dilahirkan, satu kali menjadi anak
29

