Page 110 - GARIS WAKTU
P. 110
sekadar menumpang lewat. Titik kecil ini menandai
eksistensiku sebagai manusia.
Aku bukan orang yang percaya bahwa cita-cita
harus diletakkan lima sentimeter di depan wajah. Lima
sentimeter akan membuat impianku tampak kabur. Aku
juga bukan orang yang percaya Cita-cita harus ditaruh
setinggi langit. Langit terlalu jauh dan impian tidak
selalu bisa bersinar seperti bintang. Aku takut kehilangan
lokasinya tatkala pagi datang. Cita-citaku hanya perlu
aku cetak di atas kertas, lalu kutempel kertas tersebut di
langit-langit kamarku, agar aku bisa melihatnya sebelum
tidur dan saat baru bangun tidur. Dengan begitu, aku
takkan pernah malas untuk mendekatinya, hari demi
hari.
Sekarang telah tiba saatnya. Aku meminta izin untuk
berangkat menggapai cita-cita.
Aku tahu, meninggalkan lingkungan familiar bukan
hal yang mudah, melepaskan keterikatan dengan orang-
orang yang menyayangiku juga bukan perkara gampang.
Apalagi pergi darimu, itu hal yang muskil. Namun, biarlah
aku mencoba. Biarlah sebuah perjalanan mengajarkan
tentang apa yang namanya kerinduan. Biarlah sebuah

