Page 115 - GARIS WAKTU
P. 115

rindu  untukmu  pada  sudut  cakrawala.  Ceritakanlah
            tentang  nyanyian  alam  yang  kau  dengarkan  hari  ini  di
            kejauhan,  dan  akan  aku  ceritakan  betapa  terbisik  pilu
            di  antara  desaunya.  Ceritakanlah  tentang  betapa  kau
            menginginkanku  menggenggam  tanganmu  hari  ini  di
            kejauhan,  dan  akan  aku  ceritakan  betapa  kau  sudah
            menggenggam  hatiku  sejak dulu.


                Ada  tujuh  milyar  manusia  di  bumi  ini.  Kadang  aku
            berpikir  kenapa  Tuhan  memilih  hatiku  untuk  tetap
            ditempatkan  di  sebelahmu  yang  kini  tidak  bisa  kulihat
            sewaktu-waktu.  Ah, tapi tenang saja. Toh,  kita tidak  hidup
            di zaman  medieval  di mana  kerinduan  mesti  diretas  oleh
            surat  yang  harus  menyeberangi  lautan.  Kerinduan  kita
            hanya  perlu  ditanggulangi  oleh  jempol  yang  mengetik  di
            layar ponsel.  Kita  saling  menyemangati  ketika  pagi datang
            dan  saling  mendoakan  ketika  malam  tiba,  itu  sudah  lebih

            dari  cukup.

                Mungkin  kau  dan  aku  bukan  ditakdirkan  untuk  jatuh
            cinta,  hanya  untuk  berjalan  di  dalamnya:  menikmati
            waktu  melambat  hingga  Tuhan  mempertemukan  lagi kau
            dan  aku.  Maka,  berhentilah  mengutuk  soal  kenapa  kita
            berdua  hidup  di  tempat  berbeda  yang  begitu  jauh,  dan
            mulailah  mensyukuri  betapa  kelak  perjumpaan  kita  akan






      110
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120