Page 118 - GARIS WAKTU
P. 118
Bersabarlah, M eski
Tak M udah
M el, tahun ketiga
“Semangat dan cepat pulang,” katamu hangat.
Kuulang-ulang pesan tersebut sebagai penanda bahwa
aku tak sendirian di tempat yang asing ini. Sementara
itu, tanganku terus mencipta, menjajakan karya idealis
di pelataran materialisme. Atas nama “cita-cita”, tak juga
kutinggalkan hal yang paling kusuka. Mereka bertanya,
untuk apa bertahan menjadi pemimpi, sementara
kenyataan menawarkan harta yang lebih melimpah? Aku
tertawa pedih. Mereka menanyakan seolah hanya untuk
kekayaan kita diciptakan. Apakah akal mereka hanya
sebatas itu?

