Page 119 - GARIS WAKTU
P. 119

“Akal”  adalah  apa  yang  membuat  kita,  manusia,
            berbeda  dengan  kreasi-Nya  yang  lain.  Dengan  akal,
            kita  mampu  menganalogikan  banyak  hal.  Kita  mampu
            mencipta,  mampu  berbudaya,  mampu  berkesenian,
            dan  mampu  berbahasa.  Dengan  akal  juga,  kita  mampu
            menguasai.  Kita  mampu  menipu,  mampu  menindas,  dan
            mampu  menghancurkan.  Kita  terlalu  sibuk  menimbun
            harta  dan  terperangkap  dalam  penjara  beton,  sampai
            lupa untuk  mendekatkan  diri pada alam  raya  dan cita-cita.

            Kita  lupa  bahwa  manusia  yang  terkaya  bukanlah  mereka
            yang  mempunyai  banyak harta, tapi yang  mampu  berbuat
            kebaikan  dengan  hartanya.  Kita  lupa  untuk  memberi  arti
            pada  setiap  embusan  napas  yang  kita  terima.

                Aku  percaya,  Tuhan  yang  menciptakan  akal  adalah
            Tuhan  yang  sama  yang  menciptakan  hati.  Sayangnya,  kita
            terlalu  sering  mengabaikan  hati  kita  sendiri.  Kita  terlalu

            sering  mengalahkannya  dengan  rasio-rasio.  Kita  senang
            tinggal  dalam  zona  nyaman  hingga  tidak  mau  menjelajah
            ruang-ruang  asing  di luar garis  batas.

                Mungkin   kita  lupa  akan  debaran   ketika   baru
            merasakan  apa-apa  untuk  pertama  kalinya  semasa  kecil.
            Asing,  berat,  menantang,  namun  dalam  setiap jejak yang
            ditinggalkan,  tersisa  sebuah  kebanggaan.  Karena  itulah






      114
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124