Page 144 - GARIS WAKTU
P. 144

Angkara


                      September,  tahun  ketiga






                 Akan ada titik  dimana  kita merasa  tidak tahu  lagi harus
             berbuat  apa,  harus  berkata  apa,  dan  harus  bagaimana.
             Sementara   segala  masalah  seakan   menghajar  kita
             bertubi-tubi.  Semua  seolah  memusuhi,  dan  tak ada  yang
             memberikan  tangan  ketika  kita  berusaha  menggapai-
             gapai.  Pada  akhirnya,  kita  meledak.  Mungkin  menangis,
             berteriak,  atau  bahkan  menghancurkan  benda-benda  di
             sekitar  kita.


                 Ketika  kaca  itu  pecah  dan  kepalan  tanganku  dilumuri
             darah,  aku  tidak  sadar.  Yang  kutahu  hanyalah,  aku  gelap
             mata.  Aku  menyalahkan  dunia  atas  ketidakadilan  ini.
             Berjuta  “kenapa”  berputar  di  kepala.  Aku  tidak  terima
             ditusuk  oleh  seseorang  yang  paling  erat  kupeluk.  Kalah...
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149