Page 186 - GARIS WAKTU
P. 186

Firasat


                      Oktober,  tahun  keempat






                 Mereka  bilang,  detik-detik  terakhir  dalam  hidupmu
             adalah  momentum  ketika  semua  kenangan  diputar
             kembali  satu  per  satu.  Waktu  semakin  melambat
             seiring  denyut  nadi  yang  semakin  menghilang.  Langit
             malam  dengan  rintik  hujannya,  beringsut  masuk  ke
             dalam  tubuhku,  lalu  kembali  membesar,  semakin  besar,
             hingga  pecah  menjelma  gugusan  orion.  Aku  bisa  melihat
             milyaran  bintang  di  sekitarku.  Aku  seakan  berenang  di
             ruang  hampa  angkasa.  Bumi  tampak  indah  dari  kejauhan.


                 Sampai  tiba-tiba,  satu  komet  dengan  ekor  apinya
             menabrakku,  meledak  menjadi  bulir  cahaya.  Putih,
             hanya  ada  putih  tanpa  apa-apa  lagi.  Putih  itu  kembali
             membentuk  tekstur,  arsiran  kehidupan.  Aku  bisa  melihat
             Bapak,  begitu  muda,  begitu  ceria,  begitu  bahagia.
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191