Page 190 - GARIS WAKTU
P. 190
Bolehkah Sehari Ini
Saja Aku M enangis?
Oktober, tahun keempat
Pada suatu malam yang muram, Bapak terpejam.
Beliau tidak lagi bangun betapa pun kerasnya kami
memanggil. Kepergiannya mendadak, menyisakan luka
yang mendalam. Kami sangat terpukul, apalagi Ibu,
mengetahui setengah jiwanya tak akan kembali.
Adajeda panjangyangtersisa: heningyang merenggut
segala ceria. Sedih berganti sesal, membawaku pada
masa-masa itu. Aku menyesal betapa aku tidak pernah
cukup menunjukkan rasa hormat: betapa aku terlalu
sibuk untuk ibadah berjamaah dengannya: betapa aku
selalu menghindar saat beliau butuh teman cerita, betapa
aku tidak pernah tahu beratnya sakit yang beliau bawa.

