Page 21 - GARIS WAKTU
P. 21

pada  cermin  bahwa  perasaan  untukmu  hanyalah  euforia
            sesaat,  yang  akan  hilang  dalam  hitungan  hari.  Semudah
            itu  kau  kembali  menyeretku  menjadi  budakmu.  Dan
            bayangan  di  cermin  tertawa  mengejekku,  “Makan  itu
            cinta!”  katanya  puas.

                Cinta  selalu  bersemi  di  tempat,  waktu,  dan  situasi
            yang  tidak  terduga.  la  laksana  mentari  di  tengah

            temaram:,  hijau  di  antara  gersang.  Cinta  tidak  pernah
            datang tiba-tiba,  ia akan  mengendap-ngendap  menyusup
            ke  dalam  urat  nadimu,  meledakkan  jantungmu,  lalu
            meninggalkanmu    terbakar   habis   bersama   bayang-
            bayangnya.

                Dan,  aku  hanya  mampu    menjadi  korban  dari
            kerinduan  yang  mencekik:  yang  tersenyum  dengan
            pipi  merah  merona  tatkala  kau  menyapaku.  Bak  anak

            kecil  menemukan   mainan  yang  paling  diidamkan,
            memimpikanmu  terasa  menyenangkan.  Meski  kau  hanya
            dapat  kupandangi  dari  luar  etalase.  Kau  terlalu  mahal
            untuk  kutebus.  Atau,  apakah  perlu  aku  menjadi  penjahat
            saja?  Yang  mencurimu  hanya  karena  aku  tak  rela  orang
            lain  menikmati  keindahanmu?

                Kutampar  pipiku  sendiri.  Bukan!  Aku  bukan  anak

            kecil  dan  kau  bukan  mainan.  Hatimu  bukan  untuk  kucuri,
            melainkan  untuk  kuminta  baik-baik.


       16
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26