Page 22 - GARIS WAKTU
P. 22
Sebuah “Hai! Apa kabar?” mampu membuat
seseorang gagal move on. Aku mulai intens berbincang
denganmu. Setelah “Hai! Apa kabar?”, ada “jangan lupa
makan”, dan “selamat tidur”. Dan di setiap obrolan
kita, aku selalu berusaha mati-matian untuk terfokus
pada kata-katamu. Sulit bagiku mendengarkanmu, jika
parasmu mendistraksiku lagi dan lagi.
Kali ini, aku tidak bisa mengelak. Aku yakin bahwa
hatiku sudah ada di genggamanmu: menjadi hak milik
untuk kau rawat, atau mungkin kau hancurkan. Namun,
tak perlulah aku berpikir terlalu jauh. Sekarang yang
terpenting adalah mengatur siasat agar posisi kita
berimbang. Aku pun harus bisa menggenggam hatimu.
Karena entah kau sejauh langit, atau sedekat langit-
langit, bagiku kau bintang yang aku puja setengah mati.
Jatuh cinta tidak mengenal 'tipe'.
Kau takkan peduli fisik dan
isi kepalanya.
Yang kau tahu hanyalah:
jantungmu berdebar kencang bila berada di dekatnya

