Page 57 - GARIS WAKTU
P. 57
terlalu bodoh untuk menyatakan. Sudahlah... sesekali
tak apa menjadi manusia biasa. Wajar untuk terluka,
untuk membutuhkan tempat bersandar, untuk tidak
baik-baik saja. Bahkan orang terkuat di muka bumi pun
pernah berkabung. Sembuh itu butuh waktu, bukan
paksaan. Saat semua tidak berjalan semestinya, kita bisa
mengangkat tangan untuk menyerah atau mengangkat
tangan untuk berdoa. Kuharap kau memilih yang kedua.
Ayolah, hentikan isakanmu. Apa harus
memprioritaskan orang yang hanya menjadikanmu
pilihan? Kau bukan pilihan ganda, dia bukan jawaban,
dan hidup kalian bukan kertas ujian. Bukan rejeki dia,
tapi rejekimu untuk kelak dapat seseorang yang bisa
memprioritaskanmu. Yang tidak punya hati jangan
dimasukkan dalam hati. Yang tidak punya perasaan
jangan dibawa perasaan. Yang main-main tidak perlu
dianggap serius.
Kalau kau sedang rapuh, simpan sejenak hatimu.
Biarkan 'proses' dalam 'waktu' menyembuhkan.
'Perasaan” memang tidak bisa diburu-buru, tapi juga
jangan berlama-lama meratapi seseorang yang tidak bisa
menghargaimu. Dekatkan dirimu pada orang-orang yang
membuatmu bahagia. Merekalah yang harus kau jaga.
Yang lainnya hanya menumpang lewat. Jadi, sebelum
52

