Page 42 - Panduan Mentoring Islam STPN 2021
P. 42

celupannya  daripada  (celupan)  Allah?  Dan  hanya  kepada-Nya  kami
                  mengabdi.” (QS. 2: 138)

                  SHIBGHOH ALLAH
                      Banyak  ahli  tafsir  dan  ‘ulama  berpendapat,  yang  dimaksud  shibghoh
                  Allah adalah Dienul Islam. Dalam kaitannya dengan pengabdian yang utuh
                  dan menyeluruh, maka ada beberapa hal yang harus dicelup atau diwarnai
                  oleh nilai-nilai Islam, selain pengabdian khusus yang telah diketahui. Hal-
                  hal tersebut adalah :
                  Aqidah
                      Aqidah yang telah dishibghoh akan menumbuhkan motivasi (niat) yang
                  ikhlash,  sehingga  menjadikan  pengabdian  itu  memiliki  ruhul  tauhid,
                  membangkitkan  semangat  untuk  bergerak  membela  dan  memperjuangkan
                  Dienul Haq, Al-Islam.

                  Fikroh
                      Yaitu  wawasan  atau  cara  berfikir,  opini.  Dalam  hal  ini  harus  pula
                  dishibghoh  agar  dalam  mengemukakan  fikiran-fikirannya,  seseorang
                  melandasinya  dengan  nilai-nilai  Al-Haq  yang  termaktub  dalam  Al-Qur’an
                  dan As-Sunnah.
                  <<<Beri  contoh  kelompok  Mu’tazilah  yang  menuhankan  Akal,  karena
                  akalnya tidak diwarnai nilai-nilai Ilahiyah, dan di era modern sekarang ini
                  banyak Neo-Mu’tazilah.. Ajak peserta untuk berfikir>>>



                  Syu’ur (Perasaan)
                      Perasaan  yang  dimiliki  manusia  mempengaruhi  arah  pengabdiannya.
                  Oleh karena itu syu’ur (perasaan) seorang muslim harus pula dishibghoh,
                  sehingga  tercelup  dengan  celupan  Allah.  Senantiasa  berperasaan  Islam,
                  menyenangi apa yang disenangi Allah dan membenci apa yang dibenci Allah,
                  berselera islami.

                      Seperti diketahui, seorang hamba harus senantiasa mengikuti kehendak
                  tuannya  saja.  Karena  itu  seorang  hamba  Allah  harus  pula  senantiasa
                  mengikuti  kehendak  Allah.  Baginya  tidak  ada  kehendak  kecuali  hanya
                  mengikuti  kehendak  Allah,  Rabbul  ‘Alamin.  Rumusan  ini  ditetapkan  Allah
                  SWT dalam firman-Nya :
                      “Dan  tidaklah  mereka  berkehandak  kecualai  apa-apa  yang  dikehendaki
                  rabbul ‘alamin) (QS. 81 :29)
                      Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits nya :
                      “Demi  diriku  yang  berada  di  bawah  tangan  (kekuasaan)-Nya,  tidak
                  dikatakan  seseorang  itu  beriman  hingga  ia  menjadikan  hawa  nafsunya
                  tunduk mengikuti apa yang aku bawa.” (HR. Muslim).



                                                              Panduan Kerohanian Islam STPN | 41
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47