Page 49 - Panduan Mentoring Islam STPN 2021
P. 49

cara,  dari  mulai  mengurungnya  hingga  mengusir  Mush’ab  dari  rumahnya
                  dan  tidak  mengakuinya  lagi  sebagai  anak.  Namun,  Mush’ab  tetap  tegar
                  dengan  keimanannya,  walaupun  harus  dipertaruhkan  dengan  cinta  dan
                  baktinya terhadap ibunda, yang paling dicintainya. Baginya tidak ada yang
                  harus didahulukan untuk ditaati, kecuali Allah SWT, Rasul SAW, dan jihad
                  di     jalan-Nya.      Jika      ada      cinta     dan      ketaatan       lain     yang
                  menghalangi/mengalahkan  cinta  dan  ketaatan  pada  ketiganya,  maka  ia
                  harus dikesampingkan.

                  Setelah Masuk Islam
                    Setelah       hidupdalam         Islam,      Mush’ab        meninggalkan         semua
                  kemewahannya, berganti dengan pola hidup sederhana. Kini Mush’ab hanya
                  memakai  pakaian  yang  sederhana  lagi  penuh  tambalan,  padahal  ia  dulu
                  bagaikan  bunga  yang  indah  lagi  harum  yang  selalu  menjadi  pusat

                  perhatian.  Terhadap  hal  ini  Rasulullah  berkata,  “Dahulu  saya  melihat
                  Mush’ab ini tak ada yang menandingi dalam memperoleh kesenangan dari
                  orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada
                  Allah dan Rasul-Nya.”
                    Suatu  saat  Mush’ab  dipilih  Rasulullah  untuk  melakukan  suatu  tugas
                  yang  amat  penting  pada  saat  itu.  Ia  menjadi  duta  atau  utusan  rasul  ke
                  Madinah untuk mengajarkan seluk beluk agama Islam kepada orang-orang
                  Anshar  yang  telah  beriman  dan  berjanji  setia  kepada  Rasulullah  SAW  di
                  bukit  Aqabah.  Disamping  itu  juga  mengajak  orang-orang  lain  untuk
                  menganut  agama  Allah  serta  mempersiapkan  kota  madinah  untuk
                  menyambut hijrahnya Rasulullah SAW sebagai peristiwa besar. Sebenarnya
                  di  kalangan  sahabat  ketika  itu  masih  banyak  yang  lebih  tua,  lebih
                  berpengaruh  dan  lebih  dekat  hubungan  kekeluargaannya  dengan
                  Rasulullah  daripada  Mush’ab  bin  Umair.  Tetapi  ternyata  Rasulullah  SAW
                  menjatuhkan pilihannya kepada Mush’ab yang masih muda dengan segala
                  kelebihan-kelebihannya sebagai duta pertama.
                    Ketika  perang  Uhud  Mush’ab  terpilih  menjadi  pembawa  bendera  dalam
                  peperangan.  Peristiwa.  Peristiwa  Mush’ab  dalam  perang  Uhud  ini
                  dikisahkan       oleh     Ibrahim      Ibnu      Sa’administrasi.       Berkata      Ibnu
                  Ssa’administrasi  :  “Diceritakan  kepada  kami  oleh  Ibrahim  bin  Muhammad
                  bin  Syurahbil  Aal’Aadari  dari  bapaknya,  ia  berkata  :  “Mush’ab  bin  umair
                  adalah  pembawa  bendera  dalam  perang  Uhud.  Tatkala  barisan  muslimin
                  pecah,  Mush’ab  bertahan  pada  kedudukannya.  Datanglah  seorang  musuh
                  berkuda,  Ibnu  Qumalah  namanya,  lalu  menebas  tangannya  hingga  putus,
                  sementara  Mush’ab  mengucapkan  :  “Muhammad  itu  tiada  lain  seorang
                  Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh bebera
                  pa  Rasul.”  Maka  dipegangnya  bendera  dengan  tangan  kirinya  sambil
                  membungkuk  melindunginya.  Musuh  pun  menebas  tangan  kirinya  hingga
                  putus  pula.  Mush’ab  membungkuk  ke  arah  bendera,  lalu  dengan  kedua



                                                              Panduan Kerohanian Islam STPN | 48
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54