Page 98 - BUKHO GPI PAPUA (EDISI MARET - MEI 2024) - Ipen Anon
P. 98
supaya kita belajar kepada Dia, Yesus Kristus Tuhan kita. Bahwa seperti Dia
yang menuruti dan melakukan segala perintah Bapa-Nya, maka Dia
tinggal di dalam kasih-Nya, kasih Allah Bapa.
Pernyataan itu disampaikan oleh-Nya kepada kita melalui Firman Tuhan
yang dicatat dalam Kitab Injil Yohanes 15:10, yang berbunyi: “Jikalau kamu
menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku
menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.”
Di dalam bagian Firman Tuhan yang ditulis dalam Kitab Injil Yohanes
15:11, mengatakan: “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya
sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” Melalui
Firman-Nya tersebut Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa semuanya itu
dikatakan-Nya kepada kita dan semua orang percaya, agar sukacita
Tuhan Yesus berada di dalam diri dan hati kita. Dan supaya kita menjadi
kepenuhan sukacita-Nya yang membawa sukacita dan damai sejahtera.
Bersukacitalah kita! Karena Tuhan Yesus Kristus yang kita puji, kita
muliakan, kita sembah dan kita banggakan sudah terlebih dahulu
mengasihi kita. Dia sudah mengasihi kita sebelum Dia memerintahkan kita
untuk saling mengasihi. Dia adalah Tuhan yang memberi contoh dan
teladan yang baik, lebih baik dan terbaik bagi kita. Demikian dinyatakan
dengan Firman-Nya dalam Kitab Injil Yohanes 15:12: “Inilah perintah-Ku,
yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”
Sungguh di dunia ini, tidak ada seorang pun yang rela mengorbankan
nyawanya untuk orang lain, sekalipun dia adalah sahabatnya. Tetapi Dia,
Tuhan Yesus Kristus, sudah menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus dan
menyelamatkan kita dari hukuman dosa. Dalam Kitab Injil Yohanes 15:13,
Firman Tuhan mengatakan: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada
kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
Lantas, mengapa Tuhan demikian rela menyerahkan nyawa-Nya untuk
kita? Beginilah jawaban Tuhan Yesus dalam Kitab Injil Yohanes
15:14: “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang
Kuperintahkan kepadamu.” Melalui ayat ini, kita memperoleh jawaban
bahwa Tuhan Yesus rela memberikan nyawa-Nya, karena kita adalah
sahabat-Nya. Dengan catatan, apabila kita melakukan segala perintah-
Nya kepada kita.
Jadi, karena perkenan dan belas kasihan-Nya, maka kita dijadikan-Nya
sahabat-Nya. Ia tidak lagi menyebut kita sebagai hamba. Tuhan Yesus
BULETIN KHOTBAH MINGGU GPI PAPUA (EDISI MARET – MEI 2024) 98