Page 22 - Modul 1
P. 22
Modul 1: K3 dan Pengantar Regulasi Pemerintah
Kegiatan Belajar 2
Peran Serta Pemerintah
A. Pengujian Keamanan dan Diagnosis Fungsi Kerja
Mobil Listrik
Sistem bertegangan tinggi pada mobil listrik disuplai dengan tegangan
sebesar 500 Volt. Dan besaran tegangan untuk sistem mobil listrik ini
diperkirakan akan terus meningkat untuk masa mendatang. Mobil listrik
yang sifatnya komersial sudah menggunakan teknologi dengan tegangan
operasi hingga 1000 V. Secara teori untuk nilai tegangan yang aman untuk
mobil listrik yang tujuanya sebagai kendaraan tipe penumpang teganganya
harus di nilai kurang dari 60 V DC dan 30 V AC. Secara desain teknologi
untuk menjamin kefektifan kerja dari suatu mobil listrik maka nilai
tegangan kerja dari mobil listrik harus lebih tinggi dari nilai tegangan batas
keselamatan kerja tersebut.
Tentu kenyataan ini sangat kontradiktif. Untuk itu ada beberapa
ketetapan-ketetapan dan ketentuan yang mengatur tentang mobil listrik
ini agar prinsip kefektifan kinerja dan keselamatan pada mobil listrik
saling berimbang. Antara lain, Eropa yang telah mengeluarkan arahan
yang mengikat bagi produsen, yang mana telah menyiapkan instruksi
pengoperasian untuk meminimalisir bahaya akibat sistem tegangan tinggi
dari mobil listrik. Baik pada saat produksi, penggunaan, dan perawatan
mobil listrik. Pedoman/intruksi keselamatan kerja pada mobil listrik
menetapkan seberapa resiko yang akan diterima sebanding dengan sistem
pada kelistrikan rumah.
Bahaya dalam penggunaan peralatan maupun dalam sistem kelistrikan
selalu diakibatkan oleh aliran arus listrik yang tidak sesuai, misal busur
listrik, interferensi elektromagnetik dan muatan listrik statis. Potensi
bahaya pada sistem kelistrikan ini bisa diakibatkan oleh beberapa faktor,
misalnya pekerjaan kelistrikan yang dilakukan secara tidak benar oleh
orang/personal yang tidak memenuhi syarat, cacat teknis/cacat pabrik pada
peralatan listrik.