Page 35 - DRAFT E-MODULE FIX
P. 35

XI



                    Basa                     Barium                       2+        -
                  Diprotik      Ba(OH) 2   Hidroksida      Ba(OH) 2(aq) ⟶ Ba  (aq) + 2OH (aq)
                    Basa                  Alumunium                       3+       -
                  Triprotik     Al(OH) 3   Hidroksida      Al(OH) 3(aq) ⟶ Al  (aq) + 3OH (aq)

               Pada Tabel 3 dapat dilihat jumlah koefisien ion OH yang dihasilkan untuk
                                                                   -
               setiap molekul basa adalah satu, dua, atau tiga. Jika polanya selaras dengan
               asam monoprotik, diprotik dan triprotik sehingga dapat disimpulkan:
               Basa monoprotik adalah.................................................
               Basa diprotik adalah........................................................
               Basa tripotik adalah..........................................................



                           Definisi  Svante  Arrhenius  hanya  terbatas  pada  senyawa  yang

               larut dalam air. Lalu, bagaimana jika senyawa itu tidak larut dalam air? Tidak
               semua  senyawa  mengandung  OH  adalah  basa,  contohnya  CH 3COOH  yang
                                                 -
               merupakan asam. Teori Arrhenius juga tidak bisa menjelaskan sifat basa dari
               ammonia (NH 3) karena tidak terdapat ion OH. Kemudian, Johannes Brønsted
                                                           -
               dan Thomas Lowry memperbaiki kelemahan teori asam Arrhenius ini.


                  1.3     Teori Asam-Basa Menurut Bronsted-Lowry


               Perhatikan wacana berikut!
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40