Page 55 - MODUL KONSEP DASAR IPS
P. 55
dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh
kelompok primer, antara lain: keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,
kelompok agama, dan lain sebagainya.
b. kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung,
formal, juga kurang bersifat kekeluargaan Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian
kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan
rasional. obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar
kemampuan: keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu
diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam
program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder,
misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi
dan sebagainya.
2. Masyarakat Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas
masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling
ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal
pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-
kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada
batas-batas tertentu. Contoh-contoh: tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut,
tukang las, ahli mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri.
Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif
untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek
pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu. Abad ke-15 sebagai
pangkal tolakdari berkembang pesatnya industrialisasi, terutama didaratan Eropa.
Hal tersebut telah melahirkan bentuk pembagian kerja antara majikan dan buruh.
Laju pertumbuhan industri-industri membawa konsekuensi memisahkan pekerja
dengan majikan lebih nyata. Akibatnya terjadi konflik-konflik yang tak dapat
dihindari, kaum pekerja membentuk serikat-serikat kerja/serikat buruh.
Perjuangan kaum buruh semakin meningkat, terutama di perusahaan-perusahaan
besar. Ketidakpuasan kaum buruh terhadap kondisi kerja dan upah semakin meluas.
Ketidakpuasan buruh menjadi bertambah, karena kaum industrialis mengganti
52

