Page 26 - Buletin ULBKP UNY 2023
P. 26

Budaya Berkesimpulan Utuh                                                    Menjadi Mahasiswa yang
                           atas Informasi Sepotong                                                              Kreatif dan Bahagia
                           Alyoriek Rahmadania, S.Pd.                                                                  Mitta Kurniasari, M.Pd.




           Awal November 2023 lalu publik dibuat gempar   Permasalahan masyarakat yang berkesimpulan      Dunia kampus bukan hanya tempat bagi mahasiswa untuk mengejar pencapaian akademis, tetapi
          oleh  kasus  pelecehan  seksual  di  lingkungan  utuh  atas  informasi  sepotong  nampaknya  juga menjadi panggung bagi berbagai budaya populer yang beragam dan kreatif. Mahasiswa, sebagai
          kampus  dengan  pelaku  terduga  anggota  Badan  adalah  permasalahan  yang  membudaya  di  agen perubahan utama, aktif menggagas dan merayakan ragam ekspresi budaya yang mencerminkan
          Eksekutif  Mahasiswa  (BEM).  Kasus  itu  heboh  Indonesia.  Mengingat  kejadian  masyarakat  identitas mereka. Mereka begitu bersemangat terlibat dalam UKM, himpunan, organisasi dan kegiatan
          lantaran  unggahan  sender  dalam  sebuah  akun  seIndonesia  kena  prank  seperti  itu  kerap  kali  lainnya.  Namun  penting  juga  untuk  mahasiswa  memahami  dan  mengakui  peran  penting  menjaga
          menfess di platform Twitter atau X. Dalam tweet  terjadi  setiap  tahunnya.  Tak  heran  sejumlah  kesehatan  mental.  Tulisan  ini  akan  mengeksplorasi  bagaimana  mahasiswa  dapat  menggabungkan
          tersebut  sender  menceritakan  pengalaman  netizen  sempat  skeptis  akan  kasus  pelecehan  partisipasi  dalam  perkembangan  budaya  populer  melalui  kreatifitas  namun  tetap  menjunjung
          pahitnya sebagai mahasiswa baru yang dipaksa  oleh  oknum  BEM  tersebut  dengan  berkelakar  kepedulian terhadap kesehatan mental mereka.
                                             “Audrey  part  2  atau  Gofar  part  2?”.  Yang
          dan dilecehkan secara seksual oleh kakak tingkat                                      Klub dan Komunitas: Menjalin Koneksi Lewat Minat Bersama
          di kampus yang merupakan anggota BEM. Meski  menandakan bisa jadi mereka sebenarnya salah  Budaya populer di kampus sering kali muncul melalui klub dan komunitas. Mulai dari klub musik, teater,
          sender  hanya  mencatut  NIM  terduga  pelaku  memihak   karena   terburu-buru   dalam  hingga klub film di mana mahasiswa aktif berpartisipasi  dalam kegiatan yang memajukan minat dan
                                             menyimpulkan  suatu  hal  dari  informasi
          dalam  tweet  tersebut,  tentu  itu  adalah  bekal                                 bakat  mereka. Komunitas  dalam  klub,  festival  seni,  dan  kelompok-kelompok  budaya  populer  lainnya
                                             sepotong.
          yang  lebih  dari  cukup  untuk  warganet.  Sekejap  Kondisi  menyimpulkan  utuh  atas  informasi  dapat menjadi sumber dukungan yang penting, menjadi tempat untuk saling berbagi ide, keterampilan,
          identitas  terduga  pelaku  diketahui.  Seketika itu                               dan  semangat,  menciptakan  lingkungan  di  mana  budaya  populer  dapat  berkembang  dengan  bebas.
                                             sepotong  erat  kaitannya  dengan  kemampuan
          pula  kolom  komentar  akun  instagram  BEM                                        Mahasiswa dapat saling mendukung dalam menjaga kesehatan mental serta menciptakan lingkungan
                                             berpikir  kritis.  Kemampuan  berpikir  kritis
          terkait  jebol  oleh  hujatan  warganet  yang                                      yang inklusif dan peduli.
                                             mencakup   kemampuan   individu   untuk
          tersulut  emosi.  BEM  sebagai  organisasi  yang                                      Media Sosial: Peran Digital dalam Penyebaran Budaya Kampus
                                             menganalisis,  mengevaluasi,  dan  merumuskan
          seyogyanya  menjadi  panutan,  resmi  menjadi                                      Dalam era digital, media sosial memainkan peran besar dalam menyebarkan budaya populer di dunia
                                             suatu  ide  atau  argumen  secara  rasional.  Ini
          bulan-bulanan  warganet  selama  beberapa  melibatkan   kemampuan   menyusun   dan  kampus.  Melalui  platform  seperti  Instagram,  TikTok,  dan  YouTube,  mahasiswa  dapat  dengan  mudah
          waktu.                             mengorganisir   informasi,   mengidentifikasi   berbagi karya seni, tren fashion, dan ide-ide kreatif mereka. Dan begitu pula sebaliknya, media sosial
           4.550 komentar meluncur tajam menyudutkan  asumsi   yang   mendasarinya,   serta  juga  menjadi  media  yang  sering  dipakai  untuk  menyebarkan  berita  bohong  maupun  postingan-
          pelaku.  Bahkan  sejumlah  akun  melakukan  mengembangkan  solusi  yang  masuk  akal.  postingan negatif yang mengganggu kreatifitas atau mental mahasiswa. Bagaimana mahasiswa dapat
          doxing  dengan  terang-terangan  menyebarkan  Individu  yang  memiliki  kemampuan  berpikir  memfilter  asupan  media  sosial  mereka,  menjadi  salah  satu  kunci  untuk  membuat  mereka  tidak
          kontak  terduga  pelaku  di  kolom  komentar.  kritis  cenderung  lebih  mampu  menghadapi  terkontaminasi dengan berbagai hal negatif yang ada di media sosial. Media sosial menjadi alat penting
          Begitu   kompak   warganet   menghujat,  kompleksitas  dan  mengambil  keputusan  yang  dalam  membentuk  identitas  budaya  kampus  dan  bagaimana  hal  ini  dapat  menciptakan  konektivitas
          menghakimi,  dan  menyerang  pelaku  tanpa  informasinya terbatas.                 yang lebih luas di antara mahasiswa.
          ampun.  Kasus  itu  begitu  ramai.  Seluruh  Indikator  kemampuan  berpikir  kritis  di  Tren Fashion dan Gaya Hidup: Ekspresi Diri di Kampus
          perhatian  tertuju  padanya.  Hingga  belakangan  antaranya  adalah  kemampuan  menganalisa  Budaya populer di kampus juga tercermin melalui tren fashion dan gaya hidup mahasiswa. Mahasiswa
          terkuak  bahwa  kasus  tersebut  adalah  fitnah  argumen,   pemecahan   masalah,   evaluasi  tidak hanya mengikuti tren global, tetapi juga menciptakan tren mereka sendiri, hingga menciptakan
          yang  dilakukan  lantaran  sakit  hati.  Setelah  informasi,  pemikiran  kritis  terhadap  asumsi,  identitas  unik  di  kampus.  Dari  pakaian  hingga  gaya  rambut,  gaya  hidup  mahasiswa  menjadi  bagian
          kebenaran  terkuak,  mendadak  warganet  sunyi  dan  pengambilan  keputusan.  Orang  yang  integral  dari  budaya  populer  yang  berkembang.  Perubahan  penampilan  menjadi  sesuatu  yang  tidak
          senyap.                            memiliki  kemampuan  berpikir  kritis  mampu    dapat diabaikan seiring perkembangan budaya yang begitu pesat. Tren fashion Korea misalnya, begitu
           Terduga pelaku yang selama ini menjadi bulan-  menganalisis argumen dari sudut pandang yang  banyak mahasiswa yang menjadikan tren fashion korea sebagai “kiblat” fashion mereka. Nampaknya,
          bulanan  warganet  pada  akhirnya  menjadi  berebeda  serta  mengidentifikasi  kelemahan  hal ini bermula semenjak demam K-Pop dan K-Drama menyebar ke berbagai penjuru dunia dan menjadi
          korban  dari  warganet  itu  sendiri.  Di  mata  dan  kekuatan  logisnya.  Mereka  mampu  salah satu tontonan yang menarik bagi mereka para penikmatnya.
                                             merumuskan solusi kreatif dan efektif terhadap     Budaya Populer sebagai Pelarian dan Penghibur: Dampak Positif dan Negatif.
          warganet  namanya  sudah  terlanjur  buruk.
                                             masalah   yang   dihadapi   dengan              Budaya  populer  dapat  menjadi  pelarian  yang  menyenangkan  dan  menghibur.  Berbagai  kegiatan-
          Masyarakat  begitu  terburu-buru  mengecapnya
          sebagai  penjahat.  4.550  komentar    itu  cukup  mempertimbangkan  berbagai  opsi.  Mereka  kegiatan  yang  diikuti  mahasiswa  dapat  menjadi  alat  untuk  mengatasi  stres  atau  malah  sebaliknya
                                             juga  terampil  dalam  menilai  keandalan,      menjadi faktor tekanan tambahan. Sering terjadi di kalangan mahasiswa, ketika merasa jenuh dengan
          menjadi jejak. Jejak digital yang menggambarkan
                                             relevansi   informasi,   serta   kemampuan
          betapa    terburu-burunya   warganet                                               perkuliahan,  mencoba  mengikuti  sebuah  organisasi  untuk  mengalami  sensasi  menarik  dari  sebuah
                                             memilah-milah data yang signifikan dan tidak.   aktivitas baru.
          menyimpulkan sesuatu.

                                        @ulbkuny                                                                             @ulbkuny
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31