Page 49 - MODUL XI SEJARAH WAJIB FIX
P. 49
sebutan Sri Sultan Hamengkubuwana I, sedang bagian timur (daerah Surakarta) tetap
diperintah oleh Pakubuwana III.
Sementara perlawanan Mas Said berakhir setelah tercapai Perjanjian Salatiga pada tanggal
17 Maret 1757 yang isinya Mas Said diangkat sebagai penguasa di sebagian wilayah
Surakarta dengan gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.
Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia Menghadapi Pemerintah Hindia
Belanda
PERLAWANAN KAPITAN PATIMURA
Karena persatuan dan kesatuan rakyat Maluku maka Portugis dapat didesak dan bahkan diusir dari
Ternate pada tahun 1575. Orang-orang Portugis kemudian melarikan diri dan menetap di Ambon.
Pada tahun 1605 VOC datang dn megusir protugis dari Ambon, sehingga Portugis terusir ke Timor
Timur dan kemudian menetap di Timor Timur. Dengan keluarnya Portugis dari Timor Timur secara
otomatis Maluku dikuasai oleh VOC.
Sejak VOC berkuasa di Maluku rakyat menjadi
sengsara, muncullah keinginan untuk melawan kepada
VOC. Secara umum penyebab terjadinya perlawanan
rakyat Maluku ini adalah karena adanya beberapa
faktor seperti: a) adanya desas-desus bahwa jumlah
guru akan dikurangi untuk penghematan; b) Upah kerja
yang tidak pernah dibayar; c) keharusan membuat
garam dan ikan tanpa diupah; d) tindakan sewenang-
wenang residen terhadap rakyat Saparua; e) adanya isu
belanda akan mengumpulkan para pemuda untuk
dijadikan tentara di luar Maluku.
Monumen Patimura
Nah berawal dari masalah diatas seorang yang gagah berani bernama Thomas Matulessi yang
terkenal dengan nama Kapten Pattimura memimpin perlawanan dan dibantu Anthony Ribok, Philip
Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu
bersama rakyat Maluku melakukan perlawanan pada tahun 1817. Mereka berhasil merebut
benteng Duurstede di Saparua sehingga residen Van den Berg tewas. Perlawanan juga berkobar di
pulau-pulau lain yaitu Hitu, Nusalaut dan Haruku penduduk berusaha merebut benteng Zeeeland.
Untuk merebut kembali benteng Duurstede, pasukan Belanda didatangkan dari Ambon dibawah
pimpinan Mayor Beetjes namun pendaratannya digagalkan oleh penduduk dan Mayor Beetjes
tewas.
Pada bulan Nopember 1817 Belanda mengerahkan tentara besar-besaran dan melakukan sergapan
pada malam hari Pattimura dan kawan-kawannya tertangkap. Mereka menjalani hukuman gantung
pada bulan Desember 1817 di Ambon. Paulus Tiahahu tertangkap dan menjalani hukuman gantung
di Nusalaut. Christina Martha Tiahahu dibuang ke pulau Jawa. Selama perjalanan ia tutup mulut
dan mogok makan yang menyebabkan sakit dan meninggal dunia dalam pelayaran pada awal
Januari.
Perang Paderi
48
Modul Sejarah Indonesia
SMA Islam Al Azhar 2 Pejaren