Page 44 - MODUL XI SEJARAH WAJIB FIX
P. 44

Pasukan Mataram dibawah pimpinan Tumenggung Baurekso, ditambah dengan pasukan
                           yang di pimpin oleh Agul-Agul yang dibantu oleh seperti pasukan di bawah Sura Agul-Agul
                           yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa. Datang pula laskar orang-orang
                           Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia
                           dan melakukan penyerangan dari berbagai tempat. Terjadilah pertempuran sengit antara
                           pasukan Mataram melawan tentara VOC di berbagai tempat. Tetapi kekuatan tentara VOC
                           dengan  senjatanya  jauh  lebih  unggul,  sehingga  dapat  memukul  mundur  semua  lini
                           kekuatan pasukan Mataram. Tumenggung Baureksa sendiri gugur dalam pertempuran itu.
                           Dengan demikian serangan tentara Sultan Agung pada tahun 1628 itu belum berhasil.

                           Mataram  sangat  kehilangan  atas  kepergian  para  pahlawan  Mataram  di  medan
                           pertempuran,  dan  perjuangan  yang  telah  gugur  tidak  boleh  dihentikan  justru  harus
                           dilanjutkan, Sultan Agungpun segera menyusun rencana untuk melakukan penyerangan
                           kembali VOC, namun sayang rencana penyerangan Sultan Agung yang kedua ini  telah
                           diketahui oleh VOC. Lumbung-lumbung beras yang sudah dipersiapkan oleh oleh Sultan
                           Agung dihancurkan oleh VOC, begitu juga 200 buah kapal Mataram dihancurkan VOC.
                           Walaupun pasukan Mataram dapat menghancurkan  benteng Hollandia dan menguasai
                           benteng Bomel.

                           Pada  saat  berkecamuknya  perang  antara  Mataram  dan  VOC  terdengar  berita  bahwa
                           Gubernur jendral J.P Coen meninggal tepatnya tanggal 21 Sepetrember 1629. Kejadian ini
                           membuat  semangat  Mataram  kembali  menyala,  sengan  sisa-sisa  pasukan  dan
                           perlengkapan yang ada terus melakukan penyerangan, disisi yang lain VOC yang sedang
                           berduka menjadi semakin marah kepada mataram. Dengan mengandalkan persenjataan
                           yang  lebih  baik  dan  lengkap,  akhirnya  VOC  dapat  menghentikan  serangan-serangan
                           pasukan  Mataram.  Pasukan  Mataram  semakin  melemah  dan  akhirnya  ditarik  mundur
                           kembali  ke  Mataram.  Dengan  demikian  serangan  Sultan  Agung  yang  kedua  ini  juga
                           mengalami kegagalan

                           Perlawanan Banten

                           Sejarah  perang  Banten  berawal  dari  perdagangan  rempah  –  rempah  yang  seringkali
                           diangkut  dari  Maluku  ke  Banten  terutama  oleh  pedagang  dari  Jawa.  Di  Banten  juga
                           terdapat koloni bangsa Arab, Turki, Gujarat, Siam dan Parsi, juga perkampungan Melayu,
                           Ternate,  Banda,  Bugis,  Banjar,  Makassar  dan  perkampungan lainnya.  Dalam  sejarah
                           berdirinya Banten juga menjadi pelabuhan  untuk pelayaran dari Utara terutama Cina,
                           maka  pedagang  Cina  juga  memiliki  pengaruh  yang  tidak  sedikit  di  pelabuhan  Banten
                           dengan memberi pinjaman untuk jual beli komoditi, berdagang atau menjadi pengecer.
                           Mereka  mendatangkan  barang  –  barang  sutra  dan porselen  sampai  Banten  menjadi
                           penguasa pasar di seluruh Nusantara, dan penguasa Banten tidak menginginkan adanya
                           monopoli perdagangan dari siapapun yang berdagang di pelabuhannya.


                           Pesatnya  perkembangan  Banten  sebagai  kota  pelabuhan  terbesar  Nusantara  menarik
                           keinginan VOC untuk menguasainya. Mereka melakukan cara kotor dengan memblokade
                           kapal – kapal Cina dan juga kapal yang datang dari Maluku yang akan masuk ke Banten.
                           Karena sering mendapat pertentangan dari rakyat Banten, Belanda kemudian membangun
                           kota  pelabuhan  di  Sunda  Kelapa  atau  Jayakarta.  Pelabuhan  itu  kemudian  dinamakan
                                                                                                                43

                                                                 Modul Sejarah Indonesia
                                                                 SMA Islam Al Azhar 2 Pejaren
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49