Page 45 - MODUL XI SEJARAH WAJIB FIX
P. 45

Batavia oleh Belanda pada tahun 1619 M, sejak itu terjadi perebutan posisi sebagai bandar
                           perdagangan internasional antara Banten dan VOC.


                           Ketika  Pangeran  Surya  atau  Sultan  Ageng  Tirtayasa  naik  tahta  pada  1651  M,  beliau
                           berusaha  memulihkan  Banten  sebagai  pusat  perdagangan  internasional  dengan
                           melakukan beberapa langkah berikut:

                                Mengundang para pedagang dari Inggris, Perancis, Denmark dan Portugis untuk
                                ikut melakukan perdagangan di Banten.
                                Memperluas hubungan perdagangan dengan Cina, India dan Persia.
                                Mengirimkan kapal – kapal untuk mengganggu armada VOC
                                Membangun  saluran  irigasi  dari  Sungai  Ujung  Jawa  hingga  ke  Pontang  sebagai
                                persiapan untuk lalu lintas suplai ketika terjadi perang dan juga untuk mengaliri
                                padi.

                           Tumbuhnya  Banten  sebagai  kota  perdagangan  internasional  sangat  dibenci  oleh  VOC,
                           sehingga VOC sering menghadang kapal-kapal china yang akan menuju Banten, melihat
                           perbuatan licik VOC, Sultan Ageng melakukan tindakan balsan dengan mengganggu kapal-
                           kapal dagang VOC rakyat Banten juga melakukan perusakan terhadap beberapa kebun
                           tanaman  tebu  milik  VOC.  Akibatnya  hubungan  antara  Banten  dan  Batavia  semakin
                           memburuk.  Menghadapi  serangan  Banten  VOC  memperkuat  diri  dengan  mendirikan
                           benteng-benteng pertahanan di Batavia.

                           Pada  1671  Sultan  Ageng  mengangkat  Sultan  Haji  sebagai  Sultan  Muda  yang  bertugas
                           untuk mengurus masalah dalam negeri, sedangkan Sultan Ageng dan Pangeran Purbaya
                           mengurusi  masalah  yang  berhubungan  dengan  luar  negeri.  Pembagian  dalam  tata
                           pemerintahan Kesultanan Banten ini membuka peluang bagi Belanda untuk menghasut
                           Sultan  Haji  agar  tidak  memisahkan  urusan  pemerintahan  di  Banten  dan  mereka  juga
                           mempengaruhi Sultan Haji yang ambisius mengenai kemungkinan Pangeran Purbaya yang
                           akan diangkat sebagai Raja dan pemimpin Kesultanan Banten. Sejak terhasut oleh fitnah
                           kejam dari VOC timbulllah pertentangan yang tajam antara bapak dan anak

                           Tanpa berpikir panjang Sultan Haji segera membuat persekongkolan dengan VOC untuk
                           merebut  tahta  kesultanan  Banten.  Dalam  persekongkolan  tersebut  VOC  sanggup
                           membantu Sultan Haji untuk merebut Kesultanan Banten tetapi dengan empat syarat
                           antara lain:

                                    Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC,
                                    Monopoli lada di Banten dipegang oleh VOC dan harus menyingkirkan para
                                    pedagang Persia, India, dan Cina,
                                    Banten harus membayar 600.000 ringgit apabila ingkar janji, dan
                                    pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan segera
                                    ditarik kembali.


                           Dengan perjanjian diatas, pada tahun 1681 atas nama sultan haji VOC dapat merebut
                           Banten, dan menjadikan Sultan Haji sebagi raja di istanan Surosowan. Tindakan Sultan Haji
                           menimbulkan reaksi dari rakyat Banten dan  tidak mengakuinya sebagai  Sultan.  Rakyat
                           Banten memilh berperang melawan VOC serta Sultan Haji demi kesetiaan mereka pada
                           Sultan  Ageng  Tirtayasa.Bersama  pasukan  dan  rakyat  yang  masih  setia  Sultan  Ageng
                                                                                                                44

                                                                 Modul Sejarah Indonesia
                                                                 SMA Islam Al Azhar 2 Pejaren
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50