Page 125 - IST Baru
P. 125

e.  Penanganan Masalah Perbatasan

                               Masalah kawasan perbatasan merupakan fenomena yang senantiasa
                         menjadi fokus perhatian dari semua negara di dunia. Hal tersebut semakin
                         mengemuka ketika dunia sekarang ini disibukkan oleh perdagangan glob-
                         al, fungsionalisasi hukum bagi penyelesaian sengketa, melemahnya ratifikasi
                         hukum internasional serta kecenderungan meningkatnya intensitas konflik di
                         daerah-daerah perbatasan, akibat perebutan sumber daya alam dan lain se-

                         bagainya. Dengan demikian kawasan perbatasan menjadi sangat urgen seka-
                         li, jika dihadapkan kepada keutuhan wilayah suatu negara.
                               Menyikapi permasalahan tersebut, setiap negara berupaya mengadakan

                         kerja-sama regional untuk menentukan luas batas-batas wilayah melalui sua-
                         tu pengkajian sosio-kultural maupun historis, juga dilakukan perundingan-pe-
                         rundingan untuk menetapkan perjanjian tapal batas.

                               Bagi Indonesia dan Malaysia, proses menentukan garis batas kedua ne-
                         gara telah lama dilakukan serta telah menghasilkan beberapa kesepakatan
                         atau perjanjian yang signifikan. Selain batas alam seperti gunung, hutan lebat
                         dan aliran sungai yang secara alamiah membatasinya, juga diperlukan bat-
                         as buatan seperti patok/tugu perbatasan. Disamping itu diperlukan pos-pos
                         sepanjang perbatasan kedua negara.

                               Keberadaan pos-pos perbatasan sangatlah vital dan memiliki fungsi gan-
                         da yaitu sebagai sarana untuk menghubungkan dua negara yang berbatasan
                         langsung dan berfungsi pula sebagai alat pengontrol kegiatan emigrasi dan

                         imigrasi bagi kedua negara serta berbagai dampak yang ditimbulkannya sep-
                         erti penyeludupan, penjarahan dan pelanggaran perbatasan. Kesemuanya
                         pada gilirannya diharapkan dapat menciptakan keamanan dan ketahanan
                         kawasan perbatasan yang tangguh. Itulah pemikiran yang melatarbelakangi
                         pembangunan pos perbatasan.

                               Pos-pos di sepanjang perbatasan darat Kaltim-Kalbar dengan Sabah-Ser-
                         awak Malaysia adalah sebagai berikut:

                         a.  Pos-pos perbatasan di wilayah Kalbar-Serawak:

                             1.  Pos Gabma di Biawak (Serawak) KV 1934 kekuatan 1 regu TNT AD dan







                                                                                                                125
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130