Page 421 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 421

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                    c.  Kepada raja, Bunken kanriken memberikan harapan bahwa
                        Indonesia pasti merdeka tetapi penuh dengan perjuangan.


                        Sebagai bentuk dukungan atas masyarakat Kota Waringin yang
                menyambut  gembira  proklamasi  kemerdekaan,  secara  spontan
                dikibarkan  bendera  Merah  Putih  di  Pangkalan  Bun.  Jepang  tidak
                melarang  tindakan  dari  para  pejuang  yang  mengibarkan    bendera
                Merah Putih diiringi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya pada saat
                upacara  di  depan  Kantor  Pemerintah  daerah    tanggal  29  Agustus
                      23
                1945.
                            Sementara  untuk  daerah  Sampit,    pemerintah  Jepang
                meninggalkan  Sampit   secara  diam–diam  dan  tanpa  memberitahukan
                terlebih dahulu.  Kesempatan itu tidak disia–siakan oleh para pejuang
                untuk mengambil alih kantor pemerintahan dan mengibarkan bendera
                Merah Putih sekitar akhir Agustus.

                          Berbeda hal nya dengan Rakyat Kumai, mereka menerima berita
                proklamasi    melalui  seorang    pejuang  yang  bernama  Abdullah
                Machmud. Kumai adalah daerah pelabuhan yang letaknya tidak terlalu
                jauh  dari  Pangkalan  Bun.  Pada  tanggal  12  Oktober  1945,  Abdullah
                Machmud kembali dari Jawa dan membawa berita secara resmi tentang
                Indonesia  yang  telah  merdeka.   Abdullah  Machmud  adalah  seorang
                                               24
                pejuang  pertama  dari  Kota  Waringin  yang  memperoleh  mandat
                perjuangan kemerdekaan Indonesia dari pusat.

                          Begitu  juga  dengan  daerah  Puruk  Cahu  dan  Muara  Teweh,  di
                mana  pengibaran  bendera  dipimpin  oleh  Kepala  Daerah  mereka
                masing-masing. Di kantor-kantor pemerintah mulai dikibarkan bendera
                Merah  Putih  dan  menurunkan  bendera  Jepang.  Di  Kuala  Kapuas,
                bendera Merah Putih dikibarkan di desa Anjir Sarapat, sepulih kilometer
                dari pusat kota Kuala kapuas.
                                             25
                         Jauh  sebelum  proklamasi  kemerdekaan  rakyat  Dayak  yang
                tergabung  dalam  Pakat  Dayak  bercita-cita  agar  urusan  yang
                menyangkut wilayah Dayak dipimpin oleh putera Dayak. Keinginan itu
                disampaikan kepada pemerintah Belanda dan juga pemerintah Jepang.
                Pada  masa  Belanda  permintaan  ini  dipenuhi  dan  diangkat  sebagai
                Kepala Distrik Dusun Timur, maka muncullah nama Temanggung Jaya
                Karti,  Temanggung Raden  Suta  Ono,  Raden Suta  Negara, Kiai  Guntik,




                                                                                 409
   416   417   418   419   420   421   422   423   424   425   426