Page 442 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 442
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pemerintahan yang sah yaitu pemerintahan Republik Indonesia, dan
Kalimantan Barat merupakan bagian dari Republik Indonesia.
Kekacauan yang sengaja diciptakan oleh NICA menjadi alasan
bagi mereka untuk mengambil alih pemerintahan dari Residen Asikin
Noor yang dianggap tidak mampu menjaga keamanan dan
ketentraman di Pontianak. Maka pada hari Senin tanggal 22 Oktober
1945 Asikin Noor dipaksa untuk mundur dan menyerahkan kekuasaan
pemerintah sipil wilayah Kalimantan Barat kepada Pemerintahan NICA
dan mengangkat Dr. van der Zwaal sebagai Residen. Kemudian, sehari
setelah NICA berkuasa, Sultan Hamid II Alkadri diangkat oleh Gubernur
Van Mook menjadi Sultan Pontianak untuk menggantikan sultan Thaha
Alkadri pada tanggal 23 Oktober 1945. Sementara itu, Asikin Noor
segera dipindahkan pemerintah NICA ke Banjarmasin untuk
menghindari kemarahan rakyat Kalimantan Barat atas pengambilalihan
kekuasaan oleh NICA.
Rakyat bukan saja marah tetapi juga merasa dikhianati oleh
Asikin Noor, sehingga terjadi banyak perlawanan politik yang dilakukan
para pemuda dan tokoh masyarakat. Keadaan semakin sulit bagi rakyat
dengan terpilihnya Syarif Hamid Alkadri sebagai Sultan Pontianak karena
campur tangan Belanda. Sebagai Sultan Pontianak yang baru, Syarif
Hamid II Alkadri mencoba mempengaruhi para pemuda dan tokoh
masyarakat dengan mengajak mereka bergabung dalam
pemerintahanya, bahkan Sultan akan mengakui keberadaan negara RI
tapi dalam bentuk Federasi. Namun, keinginan Sultan ini ditolak oleh
PPRI karena Sultan dianggap mendukung pemerintahan NICA. Atas
penolakan itu, para pemimpin PPRI ditangkap oleh pemerintah NICA,
seperti Muzanni A. Rani, Abi Hurairah Fattah, dr. Sudarso, dan Radjikin.
Meski demikian, semangat rakyat untuk melawan pemerintah
NICA makin berkobar, seperti bisa dilihat dari sejumlah perstiwa berikut:
pembakaran gudang kopra di Sungai Jawi yang dipimpin A.M.
Dhamhar, penyerbuan terhadap tangsi militer NICA, perebutan kapal
―selamat‖ yang bermuatan senjata, dan pembakaran gudang senjata
Balanda. Memang, semua perlawanan yang dilakukan pada bulan
Oktober ini mengalami kegagalan karena kurangnya koordinasi dan
bocornya rencana tersebut oleh agen rahasia NICA. Namun, semua
kegagalan itu memberikan pembelajaran yang berharga bahwa
perlawanan harus dilakukan dengan strategi yang tepat.
430