Page 142 - Kristen-BG-KLS-VI
P. 142
Bertobat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti
‘menyesal dan berniat hendak memperbaiki (perbuatan yang salah
dan sebagainya).’ Arti kedua adalah ‘kembali kepada Tuhan atau
agama (jalan) yang benar.’ Di dalam bahasa asli Alkitab, khususnya
Perjanjian Baru, kata yang digunakan untuk istilah bertobat atau
pertobatan adalah metanoeō dan metanoia. Dalam Perjanjian Baru
ditemukan 34 kali kata metanoeō (menyesal atau bertobat) dan 22
kali kata metanoia (pertobatan). Salah satu ayat yang menggunakan
kata metanoeō adalah Kisah Para Rasul 3:19, “Karena itu sadarlah
dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.” Bertobat biasanya
identik dengan kesalahan. Seseorang yang bertobat berarti
sebelumnya ia telah melakukan kesalahan, lalu ia mengakui atau
menyesali kesalahannya dan memperbaiki kesalahannya tersebut.
Memang, untuk mengakui, menyesali, dan memperbaiki
kesalahan bukanlah hal yang mudah. Namun, bukan berarti kita
dibenarkan untuk menunda-nunda melakukannya. Tuhan menyertai
dan menguatkan kita ketika kita mau bertobat dengan sungguh-
sungguh.
Pertobatan yang Tuhan ingin kita lakukan itu tidak bersifat
sementara, tetapi berkelanjutan dalam hidup kita tiap-tiap hari.
Pertobatan itu pun bukanlah sesuatu yang kita lakukan untuk
mendapat simpati atau demi mencapai suatu tujuan tertentu.
Pertobatan yang sebenarnya itu muncul ketika kita sungguh-
sungguh mendengar kehendak Tuhan. Kita menyadari dengan
sepenuh hati dan mau melakukannya dengan penuh komitmen.
III. Penjelasan Bahan Alkitab
Bahan Alkitab yang dipergunakan oleh guru untuk menjelaskan
tentang pertobatan adalah Kisah Para Rasul 9:1–19a. Teks Alkitab
ini dipilih untuk memperkenalkan tentang kisah pertobatan Saulus.
Peserta didik akan belajar bahwa Allah bisa mengubah karakter
seseorang untuk mewujudkan rencana Allah, yaitu sebagai
pemberita Injil.
124 | Buku Panduan Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti untuk SD Kelas VI