Page 27 - E-Modul Interkatif Sejarah Agresi Militer Belanda di Lampung_Neat
P. 27

3.  RYAMIZARD RYACUDU

                                                    Ryamizard  Ryacudulahir  di  Mesir  Ilir  Bahuga,

                                                    Lampung  Utara  tahun  1920.  RM.  Ryacudu  memulai
                                                    karir milternya pada saat mengikuti Latihan giyugun di

                                                    Pagaralam bersama 55 peserta lainnya yang berasal dari
                                                    Lampung. Pada saat Agresi Militer Belanda II dimulai,

                                                    Pasukan Garuda Merah yang masih tersisa di Lampung
                                                    berada di Kedaton. Pertempuran dengan Belanda terjadi

                                                    pada  10  Januari  1949  di  bawah  pimpinan  Kapten
                                                    Alamsjah Bersama dengan pasukan Kapten Abdul Hak.

                   Saat  Gedongtataan  jatuh  ketangan  Belanda,  Pasukan  Garuda  Merah  merebut  Kembali
                   Gedongtataan dan di pertempuran tersebut gugurnya Letnan Marzuki. Kemudian setelah

                   Pringsewu jatuh ketangan Belanda, Pasukan Garuda Merah menuju Tebingtinggi. Surat
                   Keputusan  Komandan  Brigade  Sumatera  Selatan  tanggal  6  Desember  1949  No.
                   315/2a/kg/1949  Kapten  Ryacudu  menjabat  sebagai  Komandan  Batalyon  206  yaitu

                   perubahan dari Batalyon 26 berlokasi di Tanjungkarang. RM. Ryacudu wafat pada April
                   tahun 1987 dan dimakamkan di Makam Pahlawan Kalibata (Dewan Harian Daerah).



                 4.  H.M. ARIEF MAHYA


                                                    H.M. Arief Mahya lahir pada tanggal 6 Juni 1926 di

                                                    Gedung Asin, Liwa. Riwayat Pendidikan Arief Mahya
                                                    berawal di Pesantren Ad-Diniyah Al Islamiyah tahun
                                                    1937,  kemudian  Standard  School  Muhammadiyah

                                                    tahun  1938  dan  Wustho  Mu’allimien  (Onderbouw

                                                    Kweek    School)    Muhammadiyah      tahun   1941.
                                                    Perjuangan Arief Mahya di dalam Kalangan sipil dari
                                                    masa  colonial  Belanda,  pendudukan  Jepang  sampai

                                                    kemerdekaan di bidang Pendidikan, pemerintahan dan
                   organisasi perjuangan. Perjuangan H.M. Arief Mahya di mulai dari jaman pendudukan

                   Jepang sampai pada masa kemerdekaan terutama di bidang Pendidikan sebagai guru agama
                   islam.  Kemudian  sejak  Agresi  Militer  Belanda  II,  H.M.  Arief  Mahya  ikut  berjuang  di






                                                                                                             18
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32