Page 20 - PAJAK PENGHASILAN UMUM
P. 20

P E R P A J A K A N  | 19


                              Penghasilan berdasarkan tarif Pasal 17 ayat (1a), Pasal 17 ayat (1a), atau Pasal 31E
                              UU PPh).




                        Peredaran  bruto  PT  Padang  Jingglang  selama  tahun  2018  sebesar

                        Rp4.700.000.000,00 dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp600.000.000,00

                        maka  berapa  pajak  penghasilan  terutangnya?  Untuk  memahami  pertanyaan

                        tersebut, perhatikan penghitungan berikut:

                    Peredaran bruto dari penghasilan      Rp4.700.000.000

                    HPP                                   Rp4.000.000.000

                    Penghasilan neto usaha                Rp700.000.000


                    Biaya operasional                     Rp50.000.000

                    Jumlah seluruh penghasilan neto       Rp650.000.000

                    Koreksi fis  kal                      Rp50.000.000

                    Penghasilan Kena Pajak                Rp600.000.000

                    Pajak  penghasilan  yang  terutang  (50%  x  25%)  x  Rp75.000.000

                    600.000.000



               E. Tarif Pajak

                       PP  Nomor  46  Tahun  2013  tentang  Pajak  Penghasilan  atas  Penghasilan  dari  Usaha  yang
               Diterima  atau  Diperoleh  Wajib  Pajak  yang  Memiliki  Peredaran  Bruto  Tertentu  mengatur  bahwa
               penghasilan di bawah Rp4.800.000.000,00 dikenakan tarif final sebesar 1% dari penghasilan bruto. PP
               ini kemudian diubah dengan PP Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan
               dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Pasal
               2 ayat (1) mengatakan bahwa PPh bersifat final dengan tarif 0,5%. Pasal 3 ayat (1) menjelaskan yang
               dikenakan pajak final dalam PP Nomor 23 Tahun 2018, yaitu:

                   1.   Wajib Pajak Orang Pribadi; dan
                   2.   Wajib  Pajak  Badan  berbentuk  koperasi,  persekutuan  komanditer,  firma,  atau  perseroan
                       terbatas, yang menerima atau memperoleh penghasilan dengan peredaran bruto tidak melebihi
                       Rp4.800.000.000,00 dalam 1 Tahun Pajak

                       Pasal 3 ayat (2) dijelaskan tidak termasuk Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
               dalam hal:

                   1.   Wajib Pajak memilih untuk dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan tarif Pasal 17 ayat (1a),
                       Pasal 17 ayat (2a1), atau Pasal 31E UU PPh).
                   2.   Wajib  Pajak  Badan  berbentuk  persekutuan  komanditer  atau  firma  yang  dibentuk  oleh
                       beberapa Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki keahlian khusus menyerahkan jasa
                       sejenis dengan jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
                       2 ayat (41).
                   3.   Wajib Pajak Badan memperoleh fasilitas Pajak Penghasilan berdasarkan:
                          a)  Pasal 31A UU PPh.
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25