Page 4 - kerajaan mataram
P. 4

Kyai Dwipangga tetap berdiri di daratan sehingga membuat Ki Kerti harus berpikir agar
               Kyai Dwipangga masuk ke sungai.



               Ki kerti       : “Oh iya, aku ingat kalau mau mengajak mandi Kyai Dwipangga harus di tarik
               dan dielus-elus dengan penuh rasa kasih sayang”



                       Kemudian, ki kerti melakukan saran dari kangmasnya. Kyai Dwipanggapun masuk ke air,
               namun, masalah kembali datang, air yang berada di tengah sungai tidak mampu merendam dan
               membasahi tubuh Kyai Dwipangga.


               Ki kerti       : “ Akhirnya mau juga, ke tengah yuk biar bisa berendam”

               Gajah          : “Ngook”

               Ki kerti       : “ Loh kok masih dangkal, bagaimana ini.”



                       Ki kerti kebingungan, tiba tiba ia mendapat ide untuk membawannya ke hulu sungai.



               Ki kerti       : “Apa aku bawa saja yak e hulu sungai? Tapi itu kan melanggar pesan
               kangmasku, tidak apa – apa lah, yang penting Kyai Dwipangga dimandikan”


                       Ki kerti menuju ke hulu sungai dan menghiraukan pesan kangmasnya.



               Ki kerti       : “Ayo Dwipangga, kita kesana”

               Gajah          : “Ngook”

               Ki kerti       : “Loh kok disini juga airnya sedikit, hei sungai kenapa airmu di hulu dan di hilir
               sama saja! Tak ada gunanya engkau menjadi sungai tapi tak bermanfaat untuk orang lain. Mana
               airmu sungai! Mana!?



                       Kemudian dari mata air hulu tersebut muncul air yang sangat banyak dan menyeret ki
               kerti dan Kyai Dwipangga menuju laut selatan.
   1   2   3   4   5   6