Page 115 - PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS VIII
P. 115
Selain simbol-simbol dengan tangan tersebut (juga benda) yang memiliki makna,
kita sebagai manusia juga dapat bermakna dan bahkan dapat menjadi sarana
keselamatan bagi orang lain. Simaklah cerita di bawah ini.
Memberi Nama
Ada sebuah kampung yang bernama Watala yang hampir setiap hari
mengalami kematian anak-anak. Semua orang tidak tahu apa sebabnya. Anak-
anak itu menderita penyakit yang aneh. Panas badan muncul dengan tiba-tiba lalu
meninggal.
Pada suatu hari, seorang yang bernama Mapawa pergi mandi di mata air, dekat
kampung itu. Tempat itu sebenarnya agak angker. Kata orang, di tempat itu roh-roh
halus biasa berkumpul. Tetapi Mapawa tidak peduli. Dasar ia seorang pemberani.
Ketika hampir selesai mandi, tiba-tiba ia mendengar suara-suara yang sedang
berbicara. Yang anehnya ia tidak melihat seorang pun yang berada di dekat situ.
Apakah itu suara orang-orang halus seperti yang dikatakan orang? Ia memasang
telinganya sebaik mungkin. Terdengarlah suara anak perempuan: “Ayah, hari ini
telah lahir sepasang anak kembar, laki-laki dan perempuan di ujung kampung ini”.
“Mungkin orang tuanya telah memberi nama untuk anak-anaknya itu”.
“Belum, belum Ayah”.
“Nama apa yang akan kita berikan kepada anak-anak kembar itu?”
“Sebaiknya kita beri nama Mangsa Harimau untuk anak laki-lakinya dan untuk
anak perempuannya kita beri nama Hanyut ke Hilir”.
“Mari kita segera kesana”.
Mapawa segera menyelesaikan mandinya, lalu ia buru-buru ke rumah di ujung
kampung itu. Mungkin ia sudah terlambat! Di sana ia memang menemukan kedua
orang tua yang baru melahirkan anak kembar itu. Kepada mereka ia ceriterakan
percakapan dari kedua orang halus di mata air tadi. Sejak itu kedua orang tua
tadi selalu memperhatikan kedua anak kembarnya, terlebih ketika mereka sudah
pandai berjalan. Dasar sudah nasib, pada suatu saat mereka lengah, anak laki-
lakinya bermain di luar kampung dan diterkam harimau, anak perempuannya
pergi mandi ke sungai bersama teman-temannya lalu hanyut ke hilir.
Sesudah peristiwa itu, pada suatu malam Mapawa bermimpi. Ia mendengar
suatu suara yang memanggil-manggil namanya. Ternyata ia dipanggil oleh
seorang kakek yang berjenggot serba putih. Kakek itu menyuruhnya supaya sejak
saat itu ia menjadi penyelamat dan pemimpin orang-orang sekampung. Tugasnya
antara lain ialah selalu siap mendatangi rumah-rumah yang kelahiran bayi dan
menyuruh orang tuanya segera memberikan nama untuk bayi-bayi mereka.
Mapawa yakin bahwa Dewa sendiri telah mendatangkan dan memberikan tugas
untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang sekampung dengannya.
108 Kelas VIII SMP