Page 42 - PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS VIII
P. 42
Wawancara dengan Pastor Frans
“Pastor…bisakah anda ceritakan perjalanan panggilan hidup imamat Anda?” tanyaku
pada Pastor Frans.
“Baiklah…pada awalnya saya tidak pernah punya impian untuk menjadi seorang
pastor. Cita-cita saya saat itu, ingin bekerja di kantor sebagaimana umumnya orang
desa. Maka, ketika lulus SMP, saya melanjutkan ke SMEA (Sekolah Menengah
Ekonomi Atas) kalau sekarang seperti SMK, saya memilih jurusan Akuntansi.
Di SMEA inilah saya mulai banyak terlibat kegiatan keagamaan baik di sekolah
maupun di wilayah, seperti ikut Mudika, Koor, dan sebagainya. Bahkan tidak jarang
guru agama di sekolah meminta saya ikut mendampingi adik-adik kelas dalam
pembinaan iman. Rasanya sangat menyenangkan dapat terlibat dalam berbagai
kegiatan tersebut. Dari sinilah saya merasakan benih-benih panggilan itu mulai
tumbuh, seiring itu cita-cita untuk menjadi seorang akuntan mulai terkikis. Begitu
lulus SMEA saya memberanikan diri minta ijin orang tua untuk masuk seminari.
Seperti yang sudah saya duga orang tua merasa keberatan, karena saya adalah
anak satu-satunya yang diharapkan dapat meneruskan garis keturunan keluarga.
Melihat kemauan saya yang sudah bulat akhirnya dengan berat hati orang tua saya
mengijinkan saya masuk seminari. Saya masih ingat yang dikatakan oleh ayah
saya:” Kalau itu memang sudah menjadi kehendak Tuhan, tak ada seorangpun
manusia yang dapat menghalanginya”.
Awalnya memang cukup berat, harus tinggal di asrama, berpisah dengan
orang tua dan banyak lagi kesenangan yang harus dikorbankan. Saya mencoba
untuk menikmatinya. Bagi saya semua godaan dan kesulitan merupakan ujian,
yang secara tidak langsung justru semakin menguatkan benih-benih panggilan
itu. Karena saya yakin Tuhan telah menentukan jalan bagi kehidupan yang harus
saya jalani. Puji Tuhan… sudah lebih dari 20 tahun saya menjadi seorang imam
dan saya tetap setia menjalani panggilan hidup imamat ini. Sungguh saya sangat
merasa bahagia dengan pilihan ini, karena saya memiliki waktu yang cukup
untuk mengabdikan diri melayani Tuhan dan sesama terlebih mereka yang sangat
membutuhkan. Inilah sekilas tentang perjalanan panggilan hidup imamat saya”.
cerita Pastor Frans.
“Terima kasih pastor…semoga jejak perjalanan panggilan hidup imamat pastor
akan ber-manfaat bagi kami umat-Nya”. kataku mengakhiri percakapan dengan
Pastor Frans tersebut.
(Oleh: Sulis)
4. Buatlah daftar pertanyaan untuk lebih mendalami pengalaman mendapat panggi-
lan berdasarkan cerita tersebut.
5. Kemudian bahaslah pertanyaan-pertanyaan tersebut bersama guru dan temanmu.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 35