Page 250 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 250
PROSES & TEKNIK
PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
c. Apa yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis,
sosiologis, yuridis pembentukan RUU atau Rancangan Perda.
d. Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup
pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan.
3. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Penyusunan NA
Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang
dikemukakan di atas, tujuan penyusunan NA dirumuskan sebagai
berikut:
a. Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat serta cara-cara
mengatasi permasalahan tersebut.
b. Merumuskan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai
alasan pembentukan RUU atau Rancangan Perda sebagai
dasar hukum penyelesaian atau solusi permasalahan dalam
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
c. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis,
sosiologis, yuridis pembentukan RUU atau Rancangan Perda.
d. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup
pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dalam RUU
atau Rancangan Perda.
Sementara itu, kegunaan penyusunan NA adalah sebagai
acuan atau referensi penyusunan dan pembahasan RUU atau
Rancangan Perda.
4. Metode Penyusunan NA
Pada dasarnya merupakan suatu kegiatan penelitian
sehingga digunakan metode penyusunan NA yang berbasiskan
metode penelitian hukum atau penelitian lain. Penelitian hukum
dapat dilakukan melalui metode yuridis normatif dan metode
yuridis empiris. Metode yuridis empiris dikenal juga dengan
penelitian sosio-legal. Metode yuridis normatif dilakukan melalui
studi pustaka yang menelaah (terutama) data sekunder yang
berupa peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan,
perjanjian, kontrak, atau dokumen hukum lainnya, serta hasil
penelitian, hasil pengkajian, dan referensi lainnya.
234 dpr.go.id