Page 110 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 110
SOLIDARITAS UNTUK BAB V
PALESTINA & ROHINGYA
(6)
ORGANISASI PARLEMEN
NEGARA-NEGARA ISLAM HARUS BERTAJI
IANG ini, 13 Januari 2018, saya memimpin delegasi
parlemen Indonesia dalam Sidang Komite Eksekutif Uni
Parlemen Negara-negara Organisasi Konferensi Islam (The
Parliamentary Union of the OIC Member States, PUIC) di
STeheran, Iran. Tahun ini Indonesia menjadi adalah salah satu
anggota Komite Eksekutif, bersama tiga belas negara lain. Sidang Komite
Eksekutif hari ini merupakan bagian dari pembukaan Sidang Umum PIUC
yang akan dihelat hingga 17 Januari 2018 nanti.
Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia,
Indonesia menginginkan agar PUIC bisa menjadi organisasi internasional
yang kuat. Itu sebabnya delegasi parlemen Indonesia mengusulkan sebuah
draf resolusi agar PUIC segera melakukan reformasi dan revitalisasi
organisasi.
Kita harus bercermin kepada organisasi-organisasi internasional
lain. Mereka, misalnya, bisa memainkan peran yang nyata dalam diplomasi
internasional, termasuk dalam membela kepentingan negara-negara yang
tergabung dalam grup. Semua resolusi yang mereka hasilkan juga bersifat
mengikat, harus dipatuhi oleh anggotanya. Dengan demikian organisasi
jadi berwibawa. Nah, PUIC sejauh ini belum menjadi organisasi semacam
itu. Makanya Indonesia mendorong agar PUIC segera mereformasi dirinya.
Ada banyak sekali permasalahan di negara-negara Muslim yang PUIC
seharusnya bisa memainkan peranan penting. Namun sementara ini peran
itu tak bisa dioptimalkan oleh PUIC. Dalam penyelesaian kasus Rohingya,
misalnya, atau yang terbaru terkait pengakuan Amerika terhadap klaim
bahwa Yerusalem adalah ibukota Israel, kita tidak melihat peran nyata
PUIC. Organisasi ini, yang beranggotakan lima puluh empat negara,
ternyata tak memiliki taji. Bukan hanya di mata dunia internasional, tapi
CATATAN-CATATAN KRITIS 101
DARI SENAYAN