Page 106 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 106
SOLIDARITAS UNTUK BAB V
PALESTINA & ROHINGYA
(4)
KRISIS ROHINGYA BUKTIKAN
KECILNYA PERAN ASEAN DAN AIPA
ERUS ditolaknya resolusi kemanusiaan terkait isu Rohingya
oleh delegasi parlemen Myanmar membuat saya akhirnya
meminta agar Presiden AIPA Pantaleon Alvarez meniadakan
seluruh perbincangan terkait isu politik dalam Sidang Umum
TAIPA ke-38 di Manila, Filipina, kali ini. Sebagai Ketua Delegasi
DPR RI, saya juga mengkritik kecilnya peran ASEAN dan AIPA dalam
penyelesaian konflik dan masalah kemanusiaan di Myanmar.
Kami memang pantas kecewa atas sikap delegasi parlemen
Myanmar. Sikap tertutup mereka telah menjadi stumbling block (batu
sandungan) dalam sidang AIPA. Itu sebabnya kami meminta agar tidak
ada pembicaraan mengenai isu politik apapun dalam sidang AIPA kali ini
jika tidak menyertakan pembicaraan mengenai resolusi kemanusiaan atas
Rohingya. Ini adalah sikap delegasi parlemen Indonesia.
Jadi pada Sidang AIPA kali ini tak ada pembicaraan isu-isu bidang
politik kecuali sesuai atas permintaan Indonesia harus memasukkan
agenda krisis kemanusiaan Rohingya.
Bagi kami, isu kemanusiaan ini sangat krusial dan fundamental,
karena menyangkut nilai yang bersifat universal. Bagaimana bisa kita
meneruskan perbincangan tentang isu-isu politik lain, sementara isu
kemanusiaan ini kita tinggalkan?! Jadi, kita menunggu Myanmar untuk
membuka diri dulu sebelum meneruskan perbincangan mengenai isu-isu
politik lain.
Untuk menghormati tuan rumah Filipina, yang telah melayani dan
menjadi moderator yang baik dalam pertemuan kali ini, kami menyatakan
tidak keberatan untuk meneruskan agenda perbincangan dalam bidang-
bidang lainnya, seperti ekonomi, sosial dan organisasi. Tapi khusus untuk
bidang politik, sikap kami tegas, tidak boleh ada pembicaraan apapun
sampai delegasi Myanmar mau membahas isu kemanusiaan tadi.
CATATAN-CATATAN KRITIS 97
DARI SENAYAN