Page 101 - BUKU 25 MODUS KECURANGAN DALAM PBDJ
P. 101
BAB III
BAB IV
PEMILIHAN PENYEDIA
PERENCANAAN
Ir. Dudi: “Ada lah tapi ga banyak”.
Gumilar, S.E.: “Modus yang ditemukan banyak ya Bos?”.
Ir. Dudi: “Banyak macam-macam tapi tidak pernah yang terus diproses
ke pengadilan, karena inspektorat kan pengawas intern, jadi cenderung
ke arah perbaikan ke dalam. Jadi kasusnya biasanya di beri sanksi
administrasi, bukan pidana”.
Gumilar, S.E.: ” Jadi ga pernah penjarain orang ya Bos?”.
Ir. Dudi: ”Ga, ga pernah”.
Gumilar, S.E.: “Kalau yang dibilang orang persekongkolan apa sih Bos?”.
Ir. Dudi: ”Itu kan beberapa penyedia bahkan pengelola pengadaan juga
ikut merekayasa bagaimana supaya tender akhirnya dimenangkan
oleh penyedia tertentu yang sudah mereka sepakati beberapa hal,
misal bagi keuntungan atau fee”.
Gumilar, S.E.: “Mirip-mirip rekayasa tender ya?”.
Ir. Dudi: “Iya betul, ada tuh ketentuannya di Perpres Nomor 16 tahun
2018. Kalau ga ada, ya di turunannya di Perlem Nomor 7 atau nomor
9..”.
Gumilar, S.E.: “Susah ga nemuinnya Bos?”.
Ir. Dudi: ”Ya kadang-kadang untung-untungan, misal ada jaminan
penawaran dikeluarkan dari penjamin yang sama dengan nomor seri
yang berurutan. Kan ini aneh masa, mereka datang ke bank penjamin
yang sama. Kan bank banyak. Selain itu kalau lihat nomornya berurutan
berarti mereka dateng bareng-bareng atau diurusin sama satu orang.
Jadi terlihat anehnya, terindikasi mereka bekerjasama dalam ikut
tendernya. Padahal seharusnya ga boleh kerjasama, supaya terjadi
persaingan yang sehat antar penyedia yang ikut tender.”
Gumilar, S.E.: “Jadi kalau sudah bersekongkol bisa janjian yang menang
giliran ya Bos? Tender xsekarang PT A, yang berikut PT B, begitu ya Bos?
Dan harga mereka atur bersama ya?”
Ir. Dudi: “Iya betul, orang-orang sering bilang TENDER ARISAN, ya itu
bagian atau akibat dari persekongkolan ini”.
Gumilar, S.E.: “Barusan baca-baca tapi takut pemahamanya salah.
Bisa ga Bos Dudi jelasin yang dimaksud persekongkolan”.
Ir. Dudi: “Ok, coba bacain peraturannya”.
95
INSPEKTORAT SETJEN DPR RI