Page 114 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 114

MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
            NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN



            segera melanjutkan pembahasan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.
            Ini dilakukan Rachmat agar negara bisa memberikan kepastian hukum kepada
            + 5 Juta PRT, serta diharapkan dapat mengurangi kasus kekerasan yang sering
            dialami oleh PRT. Menjadi tekadnya RUU ini segera untuk dibahas dan disahkan.
                  Rachmat Gobel menegaskan, RUU ini mengatur hal-hal prinsip yang
            berkesesuaian dengan budaya bangsa Indoneia. Dalan konteks relasi kerja
            misalnya, menurut Rachmat, relasi kerja antara pekerja rumah tangga dan
            pemberi kerja serta jasa penyalur atau penyedia pekerja rumah tangga
            haruslah dibangun berdasarkan azas pro justitia agar memberi perlindungan
            hukum dan rasa adil terhadap semua pihak.
                  Kemudian dalam sudut pandang kultural Rachmat Gobel berpendapat
            bahwa  “Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga
            merupakan Rancangan Undang-Undang yang sosio-kultural (mengedepankan
            kesepakatan kedua belah pihak berdasarkan kemanusiaan)”.
                  Oleh  karena  itu  Ia  menegaskan,  jalan  panjang  dan  terjal  dalam
            menggolkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah  Tangga harus diakhiri
            sehingga bisa disahkan menjadi undang undang. Hal yang terus dilakukan
            oleh Rachmat Gobel ini seirama dengan upaya dari Fraksi Partai NasDem yang
            menugaskan kepada kader-kadernya di Badan Legislasi DPR RI untuk terus
            berjuang menyuarakan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja
            Rumah Tangga untuk segera dibahas dan disahkan.

            RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual

                  Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual masuk
            dalam daftar list Prolegnas Prioritas tahun 2021 nomor 16 yang saat ini masih
            dalam tahap penyusunan. RUU ini telah diusulkan sejak periode 2014-2019.
            Dalam perjalanannya mengalami banyak dinamika diantaranya RUU ini pernah
            di keluarkan dari daftar list Prolegnas Prioritas pada tahun 2020. Namun dengan
            perjuangan serius dari Fraksi Partai NasDem Rancangan Undang-Undang ini
            kembali masuk dalam Prolegnas Prioritas tahun 2021.
                  Dalam pembahasan penyusunan di Badan Legislatif, setidaknya terdapat
            tiga poin penting dari  Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan
            Seksual yakni; (1)  adanya kekosongan payung hukum untuk masalah kekerasan
            seksual; (2) aparat penegak hukum harus berperspektif korban; (3) undang-
            undang ini harus berpihak kepada korban.


            114  dpr .g o.id
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119