Page 128 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 128
MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
Kunjungan Muhibah Ke Turki
Hubungan diplomatik Indonesia Turki secara resmi dibuka sejak 1950.
Kemudian pada 1958, Indonesia mulai membuka Kedutaan Besar RI di Ankara.
Sama-sama tergabung dalam negara G20, Organization of Islamic Conference
(OIC) dan Organisasi Delapan Negara Berkembang (D 8), hubungan Indonesia-
Tuki sudah sejak lama terjalin erat.
Namun dalam kerjasama perdagangan dan investasi masih sangat
perlu ditingkatkan. Nilai perdagangan kedua negara baru sekitar US$ 1,5
miliar, dimana Indonesia mengalami surplus. Nilai perdagangan ini masih
jauh dari potensi yang seharusnya. Dengan total Gross Domestik Product
(GDP) gabungan lebih US$ 1.800 miliar yaitu Indonesia sekitar US$ 1.050 miliar
dan Turki US$ 761 miliar, nilai perdagangan kedua negara berpotensi untuk
ditingkatkan minimal menjadi US$ 10 miliar.
Ekonomi Turki dalam 20 tahun terakhir ini mengalami kemajuan pesat,
pendapatan per kapita naik 3 kali lipat dari US$ 3.000 pada tahun 2000
menjadi US$ 4 9.000 pada 2020. Turki berhasil naik dari negara middle
income country menjadi middle upper income country. Dengan total GDP
sekitar US$ 761 miliar dan penduduk 80 juta orang, Turki merupakan pasar
potensial bagi berbagai produk Indonesia.
“DPR RI akan mendorong kerjasama
ekonomi Indonesia-Turki untuk lebih
ditingkatkan. Masing-masing mempunyai
banyak potensi dan berpeluang besar untuk
disinergikan,” kata Rachmat Gobel.
Saat ini Indonesia dan Turki tengah
menunggu penandatanganan perjanjian
kerjasama ekonomi yang komprehensif
IT-CEPA yang realisasinya tertunda
akibat covid-19. Perjanjian ini diharapkan
meningkatkan arus perdagangan dan investasi
ke dua negara dan juga hubungan yang
masyarakat (people to people contact) yang
lebih erat. Juga tengah direncanakan untuk
membentuk mekanisme bilateral pada High
Level Stategic Council (HSCL).
dpr .g o.id 129