Page 161 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 161
MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
Selain membicarakan masalah pupuk, dalam pertemuan tersebut
Delegasi DPR RI juga membicarakan produksi kapas dan bahan sintetis.
Uzbekistan memiliki produksi kapas sebanyak 1 juta ton per tahun, namun
Uzbekistan juga membutuhkan bahan sintetis sebagai campuran dalam
pengelolaan kapas tersebut (viscose, polyester,rayon,dll ). Uzbekistan juga
dapat mempelajari produksi dan pengolahan bahan tekstil di Indonesia seperti
viscose dan polyester.
Menanggapi pertemuan ini, Dirjen Industri, Kimia, Farmasi dan Tekstil
(IKFT) Kementerian Perindustrian RI Muhammad Khayam yang mendampingi
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menyampaikan penawaran bahan baku
dari Indonesia seperti urea dan pupuk lainnya, serta bahan viscose, polyester,
rayon dapat diimport dari Indonesia.
“Ada peluang kerja sama ekonomi yang
lebih baik antara Indonesia dengan Uzbekistan,
sehingga bisa memacu neraca perdagangan
kedua negara. Kami mendorong terjadinya
kolaborasi antara pelaku industri Indonesia dan
Uzbekistan, misalnya di sektor industri pupuk.
Upaya ini diharapkan dapat mendongkrak daya
saing,” kata Muhammad Kayam.
Sebagai pimpinan Uzkimyosanoat,
Mirzamakhmudov menyatakan minatnya
akan produksi karet mentah Indonesia
serta pengolahannya. Pihak Uzbekistan
menyadari, produksi karet di Indonesia sangat
besar jumlahnya dan dapat juga mencukupi
kebutuhan karet mentah Uzbekistan, khususnya
terkait dengan produksi ban kendaraan
(sebagai informasi : Uzbekistan memiliki satu-
satunya pabrik yang memproduksi ban mobil
dengan merk “BARS” dan terletak di kota
Angren).
Pertemuan juga membahas mengenai
kendala pengiriman logistik ke Uzbekistan,
yaitu terkait infrastruktur yang disebabkan oleh
162 dpr .g o.id